
Dr. Putu Anom Mahadwartha Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya (Ubaya) menyebut Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa menertibkan praktik manipulatif atau penggorengan saham, sesuai jangka waktu 1 tahun yang ditetapkan Purbaya Yudhi Sadewa Menteri Keuangan (Menkeu).
Ia optimistis 65 % target Purbaya membersihkan saham gorengan bisa teruwjud. Asal, BEI meningkatkan jumlah kapitalisasi pasar atau saham yang beredar. “Saham beredar diperbanyak agar semakin banyak saham dipegang publik,” ungkapnya saat mengudara dalam program Wawasan Radio Suara Surabaya, Selasa (14/10/2025).
Poin penting menurutnya bukan menghilangkan, tapi menekan saham gorengan agar dampaknya berkurang. Tujuannya investor baru tidak jera masuk pasar modal.
Fenomena saham gorengan yang bergerak fluktuatif digerakkan bandar untuk mendapat keuntungan cepat dalam waktu singkat itu tidsk disarankan untuk investor pemula. “Harusnya ke pasar yang lebih stabil, tapi nilai uangnya lebih besar. Transaksi per lembar saham lebih mahal. Saham gorengan kan lebih murah,” ungkapnya lagi.
Memang saham gorengan dibutuhkan untuk menggerakkan pasar modal, tapi menurutnya kondisi itu membahayakan pihak-pihak yang belum cukup ilmu atau investor pemula, menjadi jera terjun ke pasar modal.
“(Padahal) targetnya penginnya mereka (memiliki) daya tahan masuk pasar modal, harus dijaga agar nyaman,” tambahnya.
Melihat data 50 % investor di pasar modal sekarang merupakan Gen Z yang identik dengan pemula. Jika mereka jera maka investasi di pasar modal terancam berkurang drastis. “Gen Z itu sekitar 50 % di pasar modal itu tendensinya akan bertumbuh di masa depan,” ucapnya.
Sedangkan jika penyortiran investor di pasar modal belum bisa dilakukan, karena di Indonesia masih berkembang dan butuh banyak investor masuk. “Di Amerika ada yang kecil itu bandar enggak bisa masuk karena disortis siapa pemainnya,” ujarnya lagi.
Kondisi pasar modal yang penuh ketidakpastian ini membuat investor memilih beralih dan bertahan ke saham konglomerasi yang dinilai lebih aman karena punya banyak lini bisnis.
Saran lain yang harus dilakukan BEI yaitu mengontrol kebijaakn fraksi harga agar lebih sempit, meski risikonya volume transaksi akan turun. “Tapi harus diatur,” tambahnya.
Selain BEI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus menguatkan regulasi terkait perdagangan atau pola transaksi yang tidak wajar. “Terjadi karena ada saham punya harga murah, volume transaksi meningkat, menurun, jangka pendek,” imbuhnya.
Selebihnya pemerintah lintas departemen harus bekerja sama menyediakan channel resmi sebagai acuan edukasi bagi investor atau masyarakat. “Kominfo juga harus,” ungkapnya.
Pesan untuk para investor pemula atau masyarakat dengan dana terbatas, ia menyarankan untuk membeli saham yang bertumbuh sedikit meski mahal. Belajar menikmati transaksi, tidak mencari keuntungan besar dalam waktu singkat. Menyadari bahwa investasi untuk tabungan jangka panjang.
“Beli aja saham yang terlihat mahal. Enggak tiba-tiba bisa kaya, harus ada transaksi yang dilakukan. Amati gerakan naik turunnya,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Purbaya meminta BEI dan OJK menghukum para pelaku pasar modal yang melakukan praktik manipulatif atau dikenal sebagai “penggorengan saham”. Ia berharap proses pembersihan pasar modal dari para spekulan tersebut bisa dilakukan dalam waktu satu tahun ke depan. (lta/ham)