Senin, 25 Agustus 2025

Harga Beras di Jatim Naik Dipengaruhi Lambatnya Distribusi SPHP Bulog

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim waktu meninjau gudang beras di Bulog, Sidoarjo. Foto: Dok Humas Pemprov Jatim

Harga beras yang melambung cukup tinggi belakangan ini tengah dikeluhkan masyarakat. Pasalnya, di tengah kenaikan harga tersebut, pemerintah lewat Kementerian Pertanian (Kementan) justru mengklaim cadangan beras di Perum Bulog masih melimpah. Kondisi ini pun menimbulkan pertanyaan: kenapa harga tetap naik?

Pada pekan kedua Agustus 2025, rata-rata harga beras medium di pasaran mencapai Rp14.012 per kilogram, sementara beras premium menembus Rp15.435 per kilogram. Keduanya melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Sebagai contoh, untuk wilayah Jawa, Lampung, dan Sumatera Selatan, HET beras medium ditetapkan pemerintah sebesar Rp12.500 per kg, sedangkan beras premium Rp14.900 per kg.

Terkait hal ini, Iwan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur (Jatim) saat dikonfirmasi menegaskan, sebenarnya persoalan utama bukan pada stok, melainkan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang belum optimal.

Menurutnya, stok beras di Bulog memang sangat-sangat aman. Tapi realisasi penyaluran penyaluran beras SPHP baru mencapai 4,73 persen dari 173.000 ton yang diberikan untuk Jatim. Sehingga, hal itu memicu kenaikan harga.

“Kami terus mengkoordinasikan dengan berbagai pihak, salah satunya Bulog. Sehingga supaya percepatan distribusi ini, dipercepat segera dilaksanakan,” ujarnya saat on air di Radio Suara Surabaya di sela-sela operasi pasar murah bersama Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim di Pasar Soponyono, Surabaya, Senin (25/8/2025).

Iwan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdanganan Jatim (kiri) saat menemani Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim (kanan) meninjau kondisi beras medium SPHP di Pasar Soponyono Rungkut, Surabaya, Senin (25/8/2025). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Menurut Iwan, stok beras Bulog sebenarnya aman. Hanya saja, distribusi yang tersendat membuat harga medium melambung, bahkan di Sidoarjo, harganya sempat tembus Rp14.000 per kilogram.

“Kalau untuk medium sebetulnya Rp12.500, untuk premium Rp14.900. Jadi itu patokannya. Tapi kalau untuk tadi stok itu di Sidoarjo itu aman sih stok itu cuma yang mediumnya itu loh yang kurang,” ungkapnya.

Alhasil, karena SPHP belum lancar, banyak pedagang dan masyarakat akhirnya beralih ke beras premium yang harganya lebih mahal. “Itu yang menjadi kasihan juga mereka yang jualan, kan butuh juga beras premium kan. Padahal di Bulog, stoknya kan jutaan ton,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia merinci capaian distribusi di sejumlah cabang Bulog. Dari 13 kantor cabang di seluruh wilayah Jatim, ia mencontohkan di cabang Surabaya penyaluran masih 5,33 persen, dan cabang Mojokerto 2,84 persen.

“Total secara rata-rata Jawa Timur, penyalurannya baru 8,211.836 kg atau 4,73 persen dari 173.000 ton. Ini kan sangat rendah, padahal beras SPHP ini kan sangat dibutuhkan untuk masyarakat yang jualan dan lain sebagainya,” jelasnya.

BACA JUGA: Kebutuhan Beras Medium di Pasar Soponyono Tinggi, tapi Suplai Tidak Datang Setiap Hari

Iwan menjelaskan, lambannya penyaluran ini salah satunya karena sistem aplikasi yang dibangun Badan Pangan Nasional (Bapanas), mewajibkan pedagang pasar mendaftar digital untuk mendapatkan jatah SPHP.

“Jadi masing-masing pedagang di pasar, misalkan di Pasar Soponyono atau Pasar Wonokromo itu mereka langsung masuk ke sistem itu dan di-approve oleh Bulog sendiri. Ada kalanya masyarakat kita juga kurang bisa terkait dengan masuk ke sistem itu, Tapi ada juga mereka berusaha membantu tetangganya atau sesama pedagang untuk membantu masuk ke sistem itu. Nah, adanya sistem itu maka membuat agak lama penyaluran beras SPHP di Jawa Timur,” terang Iwan.

Untuk mengatasi hal tersebut, kata Iwan, Disperindag bersama Bulog dan Dinas Pertanian se-Jatim sudah berupaya mempercepat verifikasi di lapangan, agar stok bisa segera tersalurkan.

“Kami sudah mengumpulkan dari Bulog se-Jawa Timur termasuk cabang-cabangnya, Dinas Pertanian se-Jawa Timur, karena teman-teman pertanian juga membantu untuk mempercepat itu verifikasi di lapangan dan tentunya juga kita membantu ke teman-teman di pasar untuk petugas pasar supaya bisa membantu percepatan ke masuk ke sistem yang dibangun Bapanas itu,” katanya.

Sementara untuk menekan harga beras, Iwan menjelaskan Pemprov Jatim bersama Bulog telah menggelar puluhan pasar murah di berbagai daerah. Selain itu, juga berkoordinasi dengan kementerian/badan terkait untuk mencari solusi rendahnya pendistribusian beras Bulog di Jatim.

“Kami juga sudah melaksanakan kegiatan pasar murah puluhan titik itu sampai 60 berapa titik kami bersama Ibu (Khofifah Indar Parawansa) Gubernur supaya harga tetap stabil dan juga tetap terjaga,” kata Iwan.

Pasar murah ini, lanjutnya, sangat membantu masyarakat memperoleh beras medium dengan harga terjangkau. Ke depan, pasar murah akan terus digelar di berbagai kabupaten/kota untuk menjaga kestabilan harga menjelang panen raya September 2025.

“Kayak di Sumenep itu kita bawa 10 ton. Terus masyarakat langsung bisa membeli, membantu untuk mendistribusikan juga termasuk dari dinas kabupaten, kota,” tambahnya. (bil)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Senin, 25 Agustus 2025
33o
Kurs