
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (8/9/2025) sore, ditutup melemah di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.
IHSG ditutup melemah 100,49 poin atau 1,28 persen ke posisi 7.766,84. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 16,21 poin atau 2,03 persen ke posisi 783,59.
“Dalam jangka pendek diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi dan menguji level support di 7.630-7. 650,” sebut Tim Riset Phintraco Sekuritas dilansir dari Antara.
Dari dalam negeri, Prabowo Subianto Presiden RI melakukan perombakan (reshuffle) di lima kementerian strategis, serta melantik satu pejabat instansi baru di Kabinet Merah Putih.
Reshuffle terjadi di Kemenko Politik dan Keamanan, Kementerian Keuangan, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Kementerian Koperasi, dan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Dari mancanegara, data ketenagakerjaan atau NonFarm Payrolls (NFP) AS pada Agustus 2025 tercatat 22.000, atau lebih rendah dari estimasi sebanyak 75.000.
Data itu semakin meningkatkan potensi penurunan suku bunga The Fed pada September 2025, namun, di sisi lain juga menimbulkan kekhawatiran terhadap potensi perlambatan ekonomi AS.
Dalam waktu dekat, The Fed akan menyelenggarakan pertemuan The Federal Open Market Committee (FMOC) pada 16-17 September 2025, untuk menentukan kebijakan suku bunga acuannya.
Di sisi lain, cadangan devisa Indonesia bulan Agustus 2025 turun menjadi 150.7 miliar dolar AS, dari sebelumnya 152 miliar dolar AS pada Juli 2025, yang disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri dan upaya stabilisasi rupiah oleh BI di tengah fluktuasi pasar uang global
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang baku yang menguat sebesar 1,03 persen, diikuti oleh sektor industri dan sektor barang konsumen primer yang naik masing-masing sebesar 0,59 persen dan 0,14 persen.
Sedangkan delapan sektor terkoreksi, yaitu sektor barang konsumen non primer turun paling dalam sebesar 2,21 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur dan sektor keuangan yang turun sebesar 1,83 persen dan 1,78 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu FITT, LION, TALF, CBRE, dan DEPO. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni TMPO, COCO, WOWS, SONA, dan HUMI.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.231.184 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 36,65 miliar lembar saham senilai Rp20,15 triliun. Sebanyak 232 saham naik, 451 saham menurun, dan 121 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 698,25 poin atau 1,62 persen ke 43.717,00, indeks Hang Seng menguat 215,93 poin atau 0,85 persen ke 25.633,51, indeks Shanghai naik 14,33 poin atau 0,38 persen ke 3.826,84, dan indeks Strait Times menguat 1,44 poin atau 0,03 persen ke 4.308,52. (ant/saf/ipg)