Kamis, 10 Juli 2025

IHSG Berpotensi Menguat Imbas Arah Kebijakan The Fed

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Ilustrasi - Seorang pria memantau pergerakan saham melalui gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (21/2/2025). Foto : Antara

Ratna Lim Analis Phintraco Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bergerak menguat pada perdagangan Kamis (10/7/2025), dengan sentimen utama akan berasal dari tingkat global.

Sentimen utama berasal dari perkembangan arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed terkait suku bunga acuannya pada sisa tahun ini.

“Diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan penguatan ke level 6.970 sampai 7.000,” ujar Ratna Lim di Jakarta, Kamis (10/7/2025).

Melansir Antara, Pelaku pasar mencermati hasil risalah Federal Open Market Committee (FOMC) Minutes dari The Fed pada 17 dan 18 Juni yang dirilis Rabu (09/7/2025) waktu AS.

The Fed tetap optimistis akan memangkas suku bunga acuan pada tahun ini, meskipun perpecahan mulai terjadi di kalangan pejabat The Fed mengenai kapan penurunan suku bunga akan terjadi.

Beberapa anggota menargetkan pemangkasan suku bunga paling cepat pada Juli 2025, sementara beberapa lainnya tidak melihat perlunya pelonggaran apa pun tahun ini.

Di sisi lain, Donald Trump Presiden AS kembali mengirimkan surat yang menetapkan tarif baru AS terhadap setidaknya tujuh negara, diantaranya Filipina, Brunei, Moldova, Aljazair, Irak, Libya, serta Sri Lanka.

Tarif untuk 21 negara yang ditargetkan sejauh ini berkisar antara 20 persen hingga 40 persen. Selain, itu Trump mengatakan akan mengenakan tarif sebesar 50 persen terhadap impor Brasil.

Sementara itu, saham sektor teknologi di AS menguat dipimpin oleh Nvidia sehingga mendorong Nasdaq Composite ditutup pada rekor tertinggi. Saham sektor chip yang dipimpin AI dari produsen chip masih mendominasi.

Dari dalam negeri, pelaku pasar menyambut aksi Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia selama pekan ini, yang mana ada delapan perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Euforia IPO dan berita aksi korporasi individual saham menjadi faktor positif yang mendorong penguatan IHSG.

Terkait tarif resiprokal, meskipun Indonesia sudah melakukan MoU komitmen dagang dengan beberapa perusahaan AS, namun Indonesia tetap akan dikenakan tarif 32 persen pada 1 Agustus 2025, yang berpotensi menurunkan daya saing Indonesia apabila negara lain mendapatkan tarif yang lebih rendah atas produk sejenis.

Di sisi lain, data penjualan mobil Juni 2025 turun 22,6 persen year on year (yoy) menyusul penurunan 15,1 persen (yoy) di Mei 2025, yang merupakan penurunan dua bulan berturut-turut, yang meningkatkan kekhawatiran di sektor otomotif domestik.

Meskipun demikian, penjualan ritel bulan Mei tumbuh 1,9 persen (yoy), atau membaik dari April 2025 yang mencatatkan penurunan 0,3 persen (yoy), karena banyaknya hari libur di bulan Mei 2025 lalu sehingga meningkatkan penjualan ritel di masa liburan.

Bursa saham Eropa ditutup mayoritas menguat pada perdagangan Rabu (09/7/2025), diantaranya Euro Stoxx 50 menguat 1,34 persen, indeks FTSE Inggris menguat 0,15 persen, indeks DAX Jerman menguat 1,42 persen, serta indeks CAC 40 PRancis menguat 1,44 persen.

Bursa saham AS di Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Rabu (09/7/2025), indeks S&P 500 menguat 0,61 persen ditutup di level 6.263,52, sedangkan Nasdaq Composite naik 0,95 persen dan mengakhiri sesi di 20.611,46, sementara indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 0,49 persen berakhir di 44.458,30.(ant/dis/kir/ipg)

Berita Terkait


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Kamis, 10 Juli 2025
28o
Kurs