
Roger MM Head of Investment Solution PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa menembus level 7.600 pada semester II-2025, seiring pelonggaran moneter di tingkat domestik maupun global.
“IHSG kalau udah lewat 7.400 punya peluang sampai 7.600. Kami melihat kalau selama 7.250 tidak jebol, arah bullish-nya lebih yakin lah,” ujar Roger saat diwawancarai seusai Grand Opening Office Education (OE) Pluit di Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Dari mancanegara, Roger memproyeksikan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed akan memangkas suku bunga acuannya sebanyak dua kali pada sisa tahun 2025, dengan akumulasi pemangkasan 50 basis poin (bps).
Sementara, tensi perang dagang global mulai mereda seiring tercapainya kesepakatan antara AS dan beberapa negara mitra dagang menjelang tenggat waktu pada 1 Agustus 2025.
“The Fed masih konsisten akan menurunkan suku bunga acuan maksimal 50 bps, kesepakatan dagang/tarif AS juga mulai melunak. Saya melihatnya ada sentimen-sentimen bagus ke depan,” ujar Roger, dilansir dari Antara.
Dari dalam negeri, dia memproyeksikan Bank Indonesia (BI) masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps pada sisa tahun 2025.
“BI rate paling (turun) satu kali lagi kalau saya prediksi 25 bsp. Kami melihat dengan sudah turun dua kali, Rupiah masih stabil di level 16.100-16.200. Jadi, kelihatannya dengan The Fed nanti menurunkan suku bunga, kita masih punya ruang lagi. Rupiah tidak terlalu melemah, kemudian suku bunga (BI) juga bisa turunin sekali lagi,” ujar Roger.
Selain pelonggaran moneter, dia menjelaskan optimisme penguatan IHSG pada semester II-2025 akan ditopang oleh kinerja saham-saham sektor komoditas di pasar modal Indonesia.
Roger menjelaskan, kinerja sektor komoditas itu akan ditopang seiring dengan membaiknya perekonomian negara-negara di tingkat global imbas dari pelonggaran moneter, utamanya perekonomian di China.
“Harga CPO (Crude Palm Oil) tetap di atas, Copper sudah break high, Batu Bara kemarin dari 100 jadi udah 110 Dollar AS per ton sekarang. Kemudian, Timah break high 33.800 Dollar AS per ton. Jadi, semua komoditas sekarang arahnya lagi ke atas,” katanya.
Pada perdagangan Rabu (23/7/2025) pukul 14.30, WIB, IHSG tercatat berada di level 7.442,28, setelah sebelumnya pernah berada di level terendah 5.967,98 pada April 2025 akibat gejolak ekonomi dan geopolitik di tingkat global, utamanya imbas adanya kebijakan tarif resiprokal Donald Trump Presiden AS.(ant/dis/rid)