Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (24/11/2025) sore ditutup mencetak rekor tertinggi sepanjang masa atau All Time High (ATH) ditopang oleh pengocokan ulang atau rebalancing indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI).
IHSG ditutup menguat 155,90 atau 1,85 persen ke posisi 8.570,25. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 17,67 poin atau 2,09 persen ke posisi 863,35.
“Penguatan IHSG ini ditopang oleh rebalancing MSCI November 2025 yang berlaku efektif pada 25 November 2025,” ujar Ratna Lim pakar pasar saham dilansir dari Antara.
Dari dalam negeri, pemerintah bersama otoritas pasar modal tengah melakukan kajian mendalam untuk menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Demutualisasi Bursa Efek, yang merupakan mandat dari Undang-Undang tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
RPP Demutualisasi akan menjadi dasar perubahan besar struktur kelembagaan BEI, dari yang selama ini bursa dimiliki sepenuhnya oleh anggota bursa, akan menjadi perseroan yang kepemilikannya dapat dimiliki lebih luas, sehingga akan terjadi pemisahan antara status keanggotaan dan kepemilikan saham BEI.
Transformasi ini diharapkan akan membuat bursa memperkuat tata kelola dan meningkatkan likuiditas perdagangan.
Dari mancanegara, pelaku pasar akan menantikan kelanjutan dirilisnya data ekonomi yang sempat tertunda akibat adanya government shutdown Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu.
Producer Price Index (PPI) Index AS bulan September 2025 diperkirakan sebesar 0,5 persen dari deflasi 0,1 persen di Agustus 2025. Sedangkan retail sales bulan September 2025 diperkirakan melambat menjadi 0,3 persen month to mont (mtm) dari 0,6 persen (mtm) di Agustus 2025.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sebelas atau sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang konsumen non primer yang naik sebesar 2,73 persen, diikuti oleh sektor industri dan sektor properti yang masing-masing naik sebesar 2,52 persen dan 2,50 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu DOOH, BMHS, DGNS, BOGA, dan INET. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni PURI, KOKA, NAYZ, MEJA, dan PGJO.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.551.884 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 51,65 miliar lembar saham senilai Rp45,65 triliun. Sebanyak 343 saham naik, 297 saham menurun, dan 172 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 1.198,06 poin atau 2,40 persen ke 48.625,88, indeks Hang Seng menguat 496,48 poin atau 1,97 persen ke 25.716,57, indeks Shanghai menguat 1,87 poin atau 0,05 persen ke 3.836,77, dan indeks Strait Times menguat 27,49 poin atau 0,62 persen ke 4.496,07. (ant/saf/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
