Selasa, 23 September 2025

IHSG Dibuka Menguat di Tengah Pasar Cermati Peredaran Uang Dalam Negeri

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi - Seorang pria memantau pergerakan saham melalui gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (21/2/2025). Foto : Antara

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak menguat di tengah pelaku pasar mencermati data uang beredar di dalam negeri periode Agustus 2025, pada Selasa (23/9/2025).

IHSG dibuka menguat 26,26 poin atau 0,33 persen ke posisi 8.066,30. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,40 poin atau 0,17 persen ke posisi 805,29.

“Diperkirakan IHSG masih akan bergerak sideways (mendatar) pada kisaran 8.000- 8.100,” ujar Ratna Lim, Kepala Riset Phintraco Sekuritas, saat dilansir dari Antara.

Untuk dalam negeri, pelaku pasar menantikan data uang beredar (M2 Money Supply) bulan Agustus 2025, yang akan dirilis oleh Bank Indonesia (BI) pada hari ini.

Pada Juli 2025, BI melaporkan M2 Money Supply mencapai Rp 9.569,7 triliun, atau tumbuh 6,5 persen year on year (yoy).

Sementara itu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi APBN periode Agustus 2025, dengan belanja negara Rp1.960,3 triliun (55,6 persen dari outlook) dan pendapatan negara Rp1.638,7 triliun (57,2 persen dari outlook).

Dengan demikian, APBN tercatat defisit Rp321,6 triliun atau 1,35 persen dari PDB, dengan keseimbangan primer surplus Rp22 triliun.

Dari kawasan Asia, bank sentral China kembali mempertahankan suku bunga pinjaman 1 tahun dan 5 tahun tetap masing-masing pada level 3 persen dan 3, 5 persen (22/9/2025), atau keputusan mempertahankan yang sudah berlangsung selama empat bulan berturut-turut.

Dari kawasan Eropa, Jerman akan merilis HCOB Manufacturing PMI Flash bulan September 2025, yang diperkirakan membaik pada level 50 dari sebelumnya 49,8 pada Agustus 2025.

Lebih lanjut, Inggris juga akan dirilis S&P Global Manufacturing PMI Flash bulan September 2025 yang diperkirakan stabil pada level 47 dan S&P Global Services PMI Flash yang diperkirakan turun pada level 53,5 dari sebelumnya 54,2 pada Agustus 2025.

Dari Amerika Serikat (AS), pelaku pasar akan menantikan rilis indeks S&P Global Manufacturing dan Services yang diperkirakan melambat, serta menantikan pidato KetuaThe Fed Jerome Powell.

Pada perdagangan Senin (22/9), bursa saham Eropa ditutup mayoritas melemah, diantaranya Euro Stoxx 50 melemah 0,30 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,11 persen, indeks DAX Jerman turun 0,48 persen, serta indeks CAC Prancis melemah 0,30 persen.

Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Senin (22/9/2025), diantaranya Dow Jones menguat 0,14 persen ke posisi 46.381,54, indeks S&P 500 naik 0,44 persen ke posisi 6.693,75, dan Nasdaq menguat 0,55 persen ke posisi 24.761,07.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 447,85 poin atau 0,99 persen ke 45.493,66, indeks Shanghai melemah 19,19 poin atau 0,50 persen ke 3.810,78, indeks Hang Seng melemah 162,14 poin atau 0,64 persen ke 26.182,50, dan indeks Strait Times melemah 0,93 poin atau 0,02 persen ke 4.296,78.(ant/ris/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Selasa, 23 September 2025
36o
Kurs