Senin, 5 Mei 2025

IHSG Diprediksi Variatif di Tengah Wait and See Suku Bunga The Fed

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/3/2025). Foto: Antara

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada, Senin (5/5/2025), diperkirakan bergerak variatif di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap rilis suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).

IHSG dibuka menguat 28,64 poin atau 0,42 persen ke posisi 6.844,37. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 3,43 poin atau 0,45 persen ke posisi 766,78.

“IHSG hari ini diprediksi bergerak mixed (variatif) dalam range 6.700 sampai 6.888,” ujar Ratih Mustikoningsih Financial Expert Ajaib Sekuritas di Jakarta, Senin, seperti dilansir Antara.

Dari mancanegara, pelaku pasar menantikan rilis suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed dalam The Federal Open Market Committee (FOMC) pada 7 dan 8 Mei 2025 pekan ini.

Pada pekan kemarin, rilis data Non Farm Payroll (NFP) AS periode April 2025 sebesar 177.000, sementara tingkat pengangguran tetap sama dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 4,2 persen.

Data tenaga kerja tetap solid di tengah potensi melemahnya ekonomi AS.

Dari Asia, indeks PMI Manufaktur China pada April 2025 menurut NBS sebesar 49, turun dari posisi bulan sebelumnya 50,5 sekaligus berada di level kontraksi. Pelaku usaha dan konsumen wait and see terhadap tarif balasan antara China dan AS dalam periode tersebut.

Dari dalam negeri, IHSG rebound dalam tiga pekan beruntun mengikuti bursa kawasan Asia Pasifik.

Pelaku pasar mencermati momentum rilis kinerja keuangan dan momentum RUPS emiten.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi secara tahunan pada April 2025 sebesar 1,95 persen (yoy), secara bulanan inflasi tumbuh 1,17 persen (mom), atau masih berada dalam target Bank Indonesia (BI) sebesar 1,5- 3,5 persen.

Kenaikan inflasi terjadi pada komoditas emas, harga mobil, serta berakhirnya diskon tarif listrik sebesar 50 persen untuk daya hingga 2.200 VA.

Bursa saham Eropa juga ditutup menguat pada perdagangan Jumat (2/4/2025), seiring optimisme meredanya ketegangan dagang AS dengan China, serta data ketenagakerjaan AS yang solid.

Indeks acuan Eropa naik 1,7 persen atau mendekati level awal April sebelum gejolak pasar akibat rencana tarif balasan AS yang kini ditunda. Bursa regional mayoritas menguat, dengan indeks DAX Jerman naik 2,6 persen, indeks FTSE Inggris naik 1,17 persen ke 8.596, sementara indeks CAC Prancis menguat 2,33 persen ke 7.770.

Sementara itu, bursa AS Wall Street juga menguat pada perdagangan Jumat (2/4/2025), mencatatkan kenaikan mingguan kedua berturut-turut yang dipicu oleh data ekonomi yang kuat dan potensi meredanya ketegangan dagang antara AS dan China.

Sepanjang pekan, indeks S&P 500 naik 2,9 persen, Dow Jones naik 3 persen, dan Nasdaq melonjak 3,43 persen. Pada penutupan perdagangan, indeks Dow Jones naik 564,47 poin atau 1,39 persen ke 41.317,43; S&P 500 naik 82,54 poin atau 1,47 persen ke 5.686,68; dan Nasdaq menguat 266,99 poin atau 1,51 persen ke 17.977,73.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 378,39 poin atau 0,50 persen ke 36.830,69, indeks Shanghai melemah 7,62 poin atau 0,23 persen ke 3.279,87, indeks Kuala Lumpur menguat 4,48 poin atau 0,29 persen ke 1.546,97, dan indeks Strait Times melemah 1,35 poin atau 0,04 persen ke 3.843,79. (ant/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Mobil Terbakar Habis di KM 750 Tol Sidoarjo arah Waru

Kecelakaan Dua Truk di KM 751.400 Tol Sidoarjo arah Waru

BMW Tabrak Tiga Motor, Dua Tewas

Surabaya
Senin, 5 Mei 2025
33o
Kurs