Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (10/11/2025) sore, ditutup melemah seiring pelaku pasar mencermati arah kebijakan The Fed terkait suku bunga acuannya pada akhir tahun 2025.
IHSG ditutup melemah 3,35 atau 0,04 persen ke posisi 8.391,24. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,63 poin atau 1,01 persen ke posisi 844,87.
“Secara teknikal, IHSG berada dalam fase uptrend setelah bullish consolidation,” ujar Nafan Aji Gusta pakar pasar saham dilansir dari Antara.
Dari mancanegara, Nafan mengatakan pelaku pasar mencermati kelanjutan dari government shutdown (penutupan pemerintah) Amerika Serikat (AS), serta arah kebijakan suku bunga acuan The Fed pada pertemuan selanjutnya di akhir 2025.
Government shutdown masih berlangsung dan menjadi yang terlama sepanjang sejarah AS, sementara itu, The Fed masih akan melangsungkan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 9-10 Desember 2025 mendatang.
Dari dalam negeri, Nafan mengatakan pergerakan IHSG terpengaruh oleh rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Oktober 2025 dan data penjualan eceran per September 2025.
Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami kenaikan 6,2 basis poin (bps) menjadi 121,2 pada Oktober 2025, dibandingkan sebesar 115 pada September 2025, atau mengakhiri penurunan data IKK yang terjadi dalam dua bulan sebelumnya secara beruntun.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor menguat yaitu dipimpin sektor teknologi yang naik sebesar 4,33 persen, diikuti oleh sektor industri dan sektor properti yang masing-masing naik sebesar 2,61 persen dan 1,71 persen.
Sedangkan satu sektor melemah yaitu sektor kesehatan turun paling dalam sebesar 0,12 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu URBN, BLUE, INET, UANG, dan GLVA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni DSSA, PGLI, TIRA, NAYZ, dan HDFA.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.693.601 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 44,59 miliar lembar saham senilai Rp20,76 triliun. Sebanyak 371 saham naik, 281 saham menurun, dan 157 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 669,63 poin atau 1,33 persen ke 50.946,00, indeks Hang Seng menguat 407,23 poin atau 1,55 persen ke 26.649,06, indeks Shanghai menguat 21,04 poin atau 0,53 persen ke 4.018,60, dan indeks Strait Times melemah 6,00 poin atau 0,13 persen ke 4.486,24. (ant/saf/faz)
NOW ON AIR SSFM 100
