Selasa, 9 Desember 2025

IHSG Menguat di Tengah Wait And See Arah Kebijakan The Fed

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/3/2025). Foto: Antara

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, (9/12/2025) pagi bergerak menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap arah kebijakan suku bunga acuan The Fed.

Melansir dari Antara IHSG dibuka menguat 32,52 poin atau 0,37 persen ke posisi 8.743,21. Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,04 poin atau 0,59 persen ke posisi 860,11.

“Ekspektasi pelaku pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember 2025 semakin tinggi, setelah data belanja konsumen melemah,” sebut  Lotus Andalan Tim Riset Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa, (9/12/2025).

Dari mancanegara, peluang penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed mencapai 89 persen, menurut FedWatch CME.

Namun demikian, pelaku pasar masih menunggu sinyal arah kebijakan berikutnya, karena musim laporan keuangan telah selesai sehingga tidak ada katalis kuat selain keputusan The Fed.

Dari dalam negeri, sisi kebijakan domestik, pemerintah memastikan revisi aturan penempatan devisa hasil ekspor (DHE SDA) akan berlaku mulai 1 Januari 2026.

Dalam aturan baru itu, seluruh DHE SDA wajib ditempatkan di rekening khusus (reksus) bank-bank Himbara selama 12 bulan, dengan porsi konversi maksimal hanya 50 persen dari total dana yang ditempatkan.

Tujuan utama kebijakan ini untuk menstabilkan pasokan dolar AS domestik, serta memudahkan pengawasan aliran DHE. Dengan kewajiban penempatan di bank Himbara, sistem keuangan diperkirakan lebih terkendali, serta meminimalkan potensi keluarnya dolar ke luar sistem perbankan nasional.

Dari perspektif pasar saham, kebijakan DHE dinilai positif bagi bank-bank milik negara, karena berpotensi meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) dan memperkuat likuiditas dolar di perbankan.

Pelaku pasar menilai langkah ini bisa menjadi katalis bagi penguatan sektor perbankan Himbara ke depan, terutama karena arus dana ekspor akan semakin besar dan stabil.

Pada perdagangan Senin (08/12), bursa saham Eropa ditutup variatif, di antaranya Euro Stoxx 50 melemah 0,01 persen, indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,65 persen, indeks DAX Jerman menguat 0,07 persen, serta indeks CAC Prancis turun tipis 0,07 persen.

Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street juga ditutup kompak melemah pada Senin (08/12), diantaranya indeks S&P 500 melemah 0,35 persen ditutup di level 6.846,51, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,45 persen dan berakhir di 47.739,32, dan indeks Nasdaq turun 0,25 persen ke 25.627,95.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 0,16 persen ke level 50.678,31, indeks Shanghai melemah 0,07 persen ke posisi 3,921,60, indeks Hang Seng melemah 0,70 persen ke posisi 25.578,33, dan indeks Straits Times menguat 0,22 persen ke 4.518,90. (ant/mas/lta/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Selasa, 9 Desember 2025
31o
Kurs