Rabu, 29 Oktober 2025

Infrastruktur Kuat, Jawa Timur Jadi Magnet Investor Lokal dan Asing

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Purwanti Utami Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Timur dan Cipto Wibowo Kepala Bidang Penata Kelola Penanaman Modal Madya dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Timur ketika on air di Radio Suara Surabaya, Rabu (29/10/2025). Foto: Chandra suarasurabaya.net

Memasuki hari jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur, momentum ini menjadi waktu yang tepat untuk meninjau kembali potensi ekonomi dan peluang investasi yang dimiliki provinsi ini.

Jatim dikenal sebagai salah satu daerah dengan ekonomi yang dinamis dan beragam, mulai dari industri, perdagangan, hingga sektor ekonomi kreatif.

Namun, di balik potensi besar ini, masih ada tantangan yang harus diatasi, yaitu ketimpangan lapangan kerja dan kebutuhan untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja lokal.

Peningkatan investasi menjadi kunci agar manfaat ekonomi dapat dirasakan secara merata. Namun, investasi tidak bisa berjalan sendiri. Kualitas sumber daya manusia (SDM) juga harus siap untuk menyerap peluang kerja yang tercipta.

Cipto Wibowo Kepala Bidang Penata Kelola Penanaman Modal Madya dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Timur menegaskan, Jatim masih punya peluang investasi yang cukup banyak.

Sebab Jatim didukung oleh kawasan industri yang tumbuh pesat serta peruntukan industri yang telah tertata di tiap kabupaten dan kota.

Jawa Timur memiliki sebelas kawasan industri utama, didukung oleh infrastruktur yang memadai mulai dari jalan tol, bandara, hingga pelabuhan. Konektivitas ini menjadi daya tarik tersendiri bagi investor, khususnya investor padat karya yang menjadi prioritas dalam membuka lapangan kerja baru.

“Jatim punya jalan tol yang sudah luar biasa, konektivitas, kawasan antarkawasan. Lalu infrastruktur kita juga cukup bagus, dari jalan hingga bandara, ada pelabuhan. Lalu ada beberapa infrastruktur yang sudah memadai,” kata Cipto dalam talk show “Merawat Bumi Majapahit” di Radio Suara Surabaya, Rabu (29/10/2025) pagi.

Selain itu, penerapan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di tingkat RT/RW juga memastikan pengembangan wilayah terencana dan memberikan kepastian hukum bagi para investor.

Hingga Triwulan II tahun ini, realisasi investasi di Jawa Timur mencapai sekitar Rp 74 triliun. Kontribusi terbesar datang dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), yang dominan di kota-kota besar seperti Surabaya.

Sementara Penanaman Modal Asing (PMA) banyak berfokus di Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, hingga Pasuruan. Dari tahun 2020 hingga 2024, tren investasi menunjukkan kenaikan yang signifikan, menunjukkan kepercayaan investor terhadap iklim bisnis di Jawa Timur.

“Itu juga karena ada dukungan dari infrastruktur yang cukup baik sehingga banyak investor asing maupun lokal. Tetapi memang beberapa tahun terakhir ini yang mendominasi justru di Jawa Timur itu adalah penanaman modal dalam negeri,” ujarnya.

Sektor yang paling menarik bagi investor saat ini adalah industri makanan dan minuman, dengan kontribusi sekitar Rp 15,1 triliun atau 13,4 persen dari total realisasi investasi. Diikuti oleh sektor pertambangan, pergudangan, transportasi, telekomunikasi, serta farmasi dan kimia, yang turut menyumbang pertumbuhan ekonomi daerah.

Industri properti juga tetap dominan di kota-kota besar, terutama Surabaya. Keberagaman sektor ini menunjukkan bahwa Jawa Timur memiliki daya tarik yang luas untuk berbagai jenis usaha, dari skala kecil hingga industri besar.

Strategi pemerintah dalam menjaga iklim investasi juga menjadi faktor penting. Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengeluarkan kebijakan yang menekankan keamanan dan kenyamanan bagi investor, termasuk melibatkan aparat kepolisian, TNI, dan Satpol PP untuk memastikan tidak ada gangguan terhadap kegiatan investasi.

Dengan langkah ini, pemerintah memberikan jaminan bahwa investasi di Jawa Timur berjalan lancar dan aman.

Namun, membuka investasi tanpa mempersiapkan tenaga kerja lokal tidak akan maksimal. Purwanti Utami Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Timur, menekankan pentingnya program transmigrasi dan penempatan tenaga kerja.

Program transmigrasi ini tidak hanya menyalurkan pekerja ke daerah lain, tetapi juga membekali mereka agar mampu mandiri dan sejahtera di lokasi baru.

Misalnya, program transmigrasi patriot melibatkan mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi, yang diarahkan untuk memanfaatkan potensi mereka di daerah penempatan.

Jawa Timur menekankan pembinaan lima tahun bagi setiap transmigran, dengan tujuan memastikan mereka tidak hanya pindah tetapi juga berhasil meningkatkan kualitas hidup dan taraf ekonomi.

“Karena kami masih punya masa pembinaan lima tahun untuk transmigran asal Jawa Timur yang harus dipastikan mereka pindah itu tidak hanya pindah, tetapi mereka harus sejahtera harus bisa meningkat kualitas dan taraf hidupnya. Harus level up,” tegasnya.

Saat ini, sebagian besar penempatan transmigran Jawa Timur berada di Sulawesi, dengan alokasi baru tahun ini di Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara.

Pendekatan ini menunjukkan bahwa ekspansi tenaga kerja terencana dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus membuka peluang lapangan kerja yang lebih luas. (saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Surabaya
Rabu, 29 Oktober 2025
29o
Kurs