Senin, 13 Oktober 2025

Kemiskinan Turun, Pemprov Jatim Fokus Tingkatkan PDRB Wilayah Selatan dan Petani

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Mohamad Yasin Kepala Bappeda Prov Jatim ketika talkshow Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur, di Radio Suara Surabaya, Senin, (13/10/2025). Foto: Dimas Tri Agung P Mg suarasurabaya.net

Memasuki usia  ke-80 tahun, Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menegaskan komitmen untuk terus menekan angka kemiskinan dan ketimpangan wilayah.

Hal ini disampaikan Mohammad Yasin Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Timur, dalam program Merawat Bumi Majapahit di Radio Suara Surabaya, Senin (13/10/2025). Menurut Yasin, kemiskinan di Jawa Timur kini berhasil ditekan hingga satu digit.

“Kita dulu di angka 12 persen, kita sudah satu digit sekarang jadi 9,5 persen. Dulu disparitas kemiskinan desa kota itu sampai sembilan persen, lebar sekali. Jadi kemiskinan desa itu dua kali lipat kemiskinan kota. Alhamdulillah sekarang pelan-pelan sudah turun sekitar enam persen,” katanya.

Penurunan kemiskinan ekstrem, lanjutnya, juga signifikan. Dari yang awalnya empat persen, kini turun tinggal 0,6. “Nasional masih 0,8. Artinya kita sudah berhasil, tapi butuh effort lagi,” tambahnya.

Kepala Bappeda Jatim itu menegaskan, fokus pembangunan ke depan, Pemprov Jatim bakal mengarahkan ke wilayah selatan sebagai bentuk afirmasi ekonomi.

“Pantura kontribusinya terhadap PDRB sudah 50 persen lebih. Tapi di selatan hanya 23 persen. Karena itu, jalur Pantai Selatan atau Pansela akan kita tuntaskan,” ujarnya.

Selain pemerataan wilayah, Pemprov Jatim juga memperkuat program Nawa Bhakti Satya untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Menurutnya, kantong kemiskinan terbesar justru datang dari sektor pertanian.

Padahal, Jatim merupakan lumbung pangan nasional, dan nilai tukar petaninya saat ini ada di atas 110, bahkan 114.

“Karena memang kemiskinan itu terbanyak ada di kantong-kantong para-para petani kita. Iya. Jadi, kita menjadikan nanti bagaimana Agro ini bisa menjadi pengungkit pengurangan kemiskinan juga,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya hilirisasi pertanian agar petani tak hanya bekerja di sektor on farm, tapi juga bisa masuk ke perdagangan dan industri.

“Kalau petani hanya di pertanian pasti kecil hasilnya. Maka hilirisasi pertanian jadi kunci,” tegas Yasin.

Terakhir, ia menegaskan semangat Mojopahit harus terus hidup di setiap pembangunan Jatim.

“Masyarakat Jawa Timur ini tangguh, gotong royong, dan pekerja keras. Itu jati diri yang harus terus kita pegang,” pungkasnya. (bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Senin, 13 Oktober 2025
34o
Kurs