Nilai tukar rupiah bergerak melemah 2 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.630 per dolar Amerika Serikat (AS), pada Kamis (4/12/2025).
Josua Pardede Kepala Ekonom Permata Bank menganggap nilai tukar rupiah masih dipengaruhi sikap kehatian-hatian para investor menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan depan.
“Investor tetap berhati-hati menjelang rilis data ekonomi AS dan pertemuan FOMC minggu depan,” kata Josua, melansir Antara, Kamis (4/12/2025).
Dia memperkirakan kurs rupiah akan diperdagangkan berkisar Rp16.550-Rp16.650 per dolar AS, didukung pelemahan permintaan dolar AS menyusul data pasar tenaga kerja AS yang melemah.
Salah satu indikator pasar tenaga kerja, laporan ketenagakerjaan Automatic Data Processing (ADP), menunjukkan kontraksi 32 ribu pekerjaan pada November 2025, jauh di bawah ekspektasi 10 ribu dan turun dari 47 ribu pada bulan sebelumnya. Ini menandai penurunan paling tajam sejak Maret 2023.
Sementara itu, sinyal dari sektor jasa beragam, seperti S&P Global US Services PMI turun menjadi 54,1 pada November 2025 dari 55,0, sementara ISM Services Index naik tipis menjadi 52,6 dari 52,4.
“Secara kolektif, data tersebut menunjukkan pelemahan lebih lanjut dalam ekonomi AS, meningkatkan ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga Fed pada Desember 2025 menjadi sekitar 89 persen, naik dari 83 persen sebelumnya,” tutupnya.(ant/kir/faz)
NOW ON AIR SSFM 100
