
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan, Jumat (25/7/2025) pagi, di Jakarta melemah sebesar 27 poin atau 0,16 persen menjadi Rp16.322 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.295 per dolar AS.
Terkait hal itu, Ariston Tjendra Presiden Direktur PT Doo Financial Futures mengatakan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi pernyataan Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS), yang menghentikan pertimbangan mengganti Jerome Powell Gubernur Federal Reserve (The Fed).
“Tidak lama yang lalu, Trump berkunjung ke kantor pusat Federal Reserve, investor mencerna perkembangannya dan pernyataan-pernyataan dari Trump yang di antaranya menghentikan pertimbangan untuk mengganti Powell,” katanya di Jakarta, Jumat, seperti dilansir Antara.
Mengutip Xinhua, Trump telah melakukan pembicaraan sangat produktif mengenai suku bunga dengan Powell ketika mengunjungi kantor pusat The Fed di Washington. Presiden AS meminta suku bunga dapat diturunkan seiring kondisi di negara tersebut yang tidak mengalami inflasi dan memiliki banyak uang tunai yang masuk.
Selain itu, penjualan rumah di AS pada Juni 2025 menurun 2,7 persen dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga Trump mengharapkan suku bunga diturunkan agar masyarakat dapat membeli rumah.
Semua media lokal di AS memandang kunjungan Trump ke Federal Reserve sebagai upaya meningkatkan tekanan pada Powell agar menurunkan suku bunga.
Menurut Ariston, dolar AS bisa melemah apabila Powell diganti karena pemerintah AS dianggap mengintervensi independensi The Fed.
“Kemungkinan Trump tidak akan melakukan tindakan pencopotan tiba-tiba, mengingat dampaknya bisa sangat negatif ke pasar. Pada periode pertama dulu, Trump juga sempat tegang dengan The Fed dan memberikan ancaman pencopotan juga, reaksi pasar negatif dan tidak jadi dilakukan,” ujar dia, dilansir dari Antara.
Sentimen pelemahan kurs rupiah juga berasal dari data klaim pengangguran AS yang dirilis lebih rendah dari perkiraan. Hal ini dinilai menunjukkan sektor pekerjaan yang masih kuat.
“Namun, pelemahan mungkin terbatas oleh sentimen ‘risk’ on yang masih kuat dan didukung ‘inflow’ asing di pasar saham Indonesia,” ujar Aris.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, nilai tukar rupiah diperkirakan berkisar Rp16.350 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp16.250 per dolar AS. (ant/dis/ipg)