
PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni (Persero) menyatakan pengoperasian kapal angkutan logistik penugasan pemerintah berhasil menurunkan harga pangan di wilayah Timur Indonesia hingga 45 persen utamanya di wilayah tertinggal, terdepan, terluar dan perbatasan (3TP).
Saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada Kamis (24/7/2025), Tri Andayani Direktur Utama Pelni mengatakan perusahaannya mendapatkan penugasan angkutan logistik sejak 2015 dan mulai melakukan operasional angkutan logistik sejak 2017 hingga saat ini.
“Manfaat penugasan dari kapal logistik Pelni ini adalah mengangkut bahan pokok dan barang penting. Bahan pokok apa? Seperti misalnya beras, kemudian tepung terigu, gula, minyak goreng, daging sapi, daging ayam,” kata Anda sapaan akrabnya dilansir Antara.
Anda mengatakan dampak signifikan pengoperasian kapal logistik terhadap penurunan harga barang pokok dan penting, terutama dirasakan di wilayah Indonesia Timur yang paling terpencil dan sulit dijangkau.
“Di Indonesia Timur kehadiran kapal logistik memberikan dampak penurunan harga 15-45 persen,” ungkap Anda.
Penurunan harga di Indonesia Timur menurutnya mencapai 15 hingga 45 persen untuk barang pokok seperti beras, minyak goreng, tepung, daging ayam, daging sapi, bawang merah, kedelai, dan cabai rawit.
Sementara barang penting seperti semen, pupuk, besi baja, triplek, dan gas LPG juga mengalami penurunan harga hingga 35 persen berkat pengangkutan melalui trayek logistik penugasan Pelni.
“Penurunan harga ini semakin ke timur itu semakin besar penurunannya. Dan itu bisa dilihat di data di dinas perdagangan (setempat) untuk jalur-jalur trayek yang kami lalui atau kami lewati. Juga ada di BPS (Badan Pusat Statistik),” ujarnya.
Di wilayah Indonesia Tengah, harga barang pokok turun 10 sampai 30 persen, sedangkan harga barang penting seperti pupuk dan bahan konstruksi juga turun hingga 30 persen.
Untuk Indonesia Barat, meskipun cakupan lebih sedikit namun ia mengatakan kapal logistik Pelni tetap berkontribusi terhadap stabilisasi harga komoditas pokok dan distribusi barang penting secara terjadwal.
Lebih lanjut, Anda mengatakan saat ini Pelni mengoperasikan delapan kapal logistik penugasan pemerintah, terdiri dari lima kapal milik sendiri dan tiga dari Kementerian Perhubungan guna mendukung distribusi barang pokok dan penting nasional.
Dari delapan kapal yang aktif, lima kapal melayani Indonesia Tengah, dua melayani wilayah Indonesia Timur, dan satu kapal logistik khusus melayani rute distribusi di Indonesia bagian barat.
Dari delapan kapal yang beroperasi, Pelni juga memiliki satu kapal cadangan.
“Satu kapal diantaranya menjadi kapal cadangan yang memang itu bagian dari persyaratan dalam kontrak penugasan kami dengan Kementerian Perhubungan dalam hal ini pemerintah,” pungkas Anda. (ant/ata/bil/ham)