Jumat, 12 Desember 2025

Pemkot Surabaya Jamin Kestabilan Harga dan Stok Kebutuhan Pokok Jelang Nataru

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Pedagang yang sedang berjualan cabai di Pasar Keputran, Surabaya. Foto: Dok Mg suarasurabaya.net

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menjamin kestabilan harga dan stok kebutuhan pokok menjelang momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Antiek Sugiharti Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya menyebut, meski hingga kini harga bahan pokok stabil, tapi beberapa komoditas mengalami kenaikan salah satunya cabai rawit.

“Jadi tidak terjadi kenaikan yang signifikan, tapi ada beberapa komoditas yang memang mengalami kenaikan. Di antaranya adalah yang naik agak lumayan itu cabai rawit. Cabai rawit itu memang ini hampir tidak hanya di Surabaya, di hampir seluruh Jawa Timur dan Indonesia,” kata Antiek, Jumat (12/12/2025).

Berdasarkan data yang dihimpun DKPP Kota Surabaya per 10 Desember 2025, harga cabai rawit mencapai Rp70 ribu per kilogram. Sebelumnya pada 30 November 2025, harganya mencapai Rp42 ribu hingga Rp46 ribu per kilogram.

Menurut Antiek, kenaikan harga cabai rawit karena faktor cuaca ekstrem, sehingga petani di berbagai daerah gagal panen.

“Di beberapa daerah itu ada yang sampai Rp100 ribu per kilogram ya memang. Karena cuaca ya, itu salah satu faktornya, sehingga menyebabkan gagal panen dan kerusakan,” jelas Antiek.

Sementara harga cabai merah masih tergolong stabil, meskipun sempat mengalami fluktuatif beberapa pekan terakhir.

“Ini (cabai merah besar) agak ada kenaikan, tapi tidak terlalu tinggi, tidak terlalu signifikan ya. Harganya, hanya naiknya sekitar dari Rp44 ribu, Rp46 ribu, Rp47 ribu, hingga Rp48 ribu. Jadi Rp2.000 sampai Rp3.000 kenaikannya,” paparnya.

Untuk mengatasi harga cabai rawit melonjak, DKPP Kota Surabaya menyiapkan formula, yaitu melakukan pembagian bibit cabai rawit kepada kelompok tani (poktan), komunitas, dan masyarakat di Kota Surabaya.

Pemkot juga telah membagikan 25.000 bibit cabai rawit kepada poktan dan warga Kota Surabaya sejak Agustus hingga awal September 2025.

“Pembagiannya melalui kelurahan dan kecamatan untuk warga. Karena kami sudah menghitung mundur melakukan pembibitan dan kami bersama dengan kelompok tani menanam serentak di bulan Agustus. Sekarang sebagian besar di bulan ini (Desember 2025) sudah panen,” terangnya.

Pembibitan itu, secara tidak langsung akan mengurangi konsumsi cabai rawit dan mencukupi kebutuhan masyarakat.

“Jadi, kalau dia ada dua pohon saja sekarang sudah panen sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Dari hasil penilaian dan pengawasan di lapangan itu ada yang dua pohon di polybag, ada yang beratnya satu kilo tiga ons. Ya memang bervariasi ada beberapa yang paling tinggi jumlahnya,” ujarnya.

Komoditas lain, daging ayam ras cenderung stabil Rp37.000 per kilogram. Telur ayam ras Rp28.000 per kilogram.

“Jadi secara prinsip harga-harga yang mengalami kenaikan agak lumayan itu adalah hanya di cabe rawit, yang lain stabil, ketersediaan kita sangat aman dan cukup untuk menghadapi natal dan tahun baru. Maka dari itu, masyarakat monggo belanja dengan bijak, cukup belanja seperlunya saja tidak perlu menimbun,” sambungnya.

Rencananya, Pemkot Surabaya akan segera melakukan pemantauan harga bahan kebutuhan pokok dalam rangka menyambut Nataru.

“Kemudian juga bersama dengan tim memantau apakah ada (pedagang) yang menjual barang-barang yang kadaluarsa gitu ya. Kemudian juga kami ee memastikan ee harga-harga itu apakah masih stabil atau tidak ada kenaikan, sekaligus memantau apakah ketersediaannya cukup untuk kebutuhan kita menjelang natal dan tahun baru,” jelasnya.

Pemantauan terutama terhadap 12 jenis komoditas penting yaitu daging, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai merah besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, gula, hingga minyak goreng.

Ia minta masyarakat tidak belanja berlebihan dan membeli bahan kebutuhan pokok secukupnya.

“Jadi cukup belanja dengan bijak, seperlunya, secukupnya karena insyaallah ketersediaan kita aman. Nah, yang kedua kita mengurangi kalau pembelian yang berlebihan itu nanti akan menjadi food loss sehingga akan menyebabkan pembuangan atau sia-sia, yang mungkin bisa diperlukan untuk orang lain,” tandasnya. (lta/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Jumat, 12 Desember 2025
32o
Kurs