Jumat, 10 Oktober 2025

Purbaya Menkeu Sebut Ekonomi RI Berpotensi Tumbuh 5,5 Persen di Kuartal IV

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Purbaya Yudhi Sadewa (kiri) Menteri Keuangan (Menkeu) ditemui usai acara Investor Daily Summit 2025 di Jakarta, Kamis (9/10/2025). Foto: Antara

Purbaya Yudhi Sadewa Menteri Keuangan RI menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh hingga 5,5 persen pada triwulan IV 2025.

Pihaknya meyakini, kinerja ekonomi tersebut akan menjadi sinyal awal pembalikkan arah ekonomi menuju fase pertumbuhan yang lebih cepat pada tahun mendatang.

Purbaya menjelaskan, momentum penguatan ekonomi ditopang oleh dua mesin pertumbuhan utama, yakni peningkatan likuiditas dalam negeri dan percepatan realisasi belanja pemerintah.

Ia menjelaskan, peningkatan likuiditas tercermin dari pertumbuhan uang primer (base money).

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), uang primer pada September 2025 tumbuh 18,6 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp2.152,4 triliun. Angka itu melonjak signifikan dari bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 7,3 persen yoy.

“Saya sudah menggelontorkan uang ke sistem perekonomian di September akhir. Base money atau uang primer sudah tumbuh yang saya anggap bisa mendorong ekonomi. Biasanya nggak lama juga kredit akan tumbuh,” tuturnya.

Pemerintah sebelumnya telah menempatkan dana sebesar Rp200 triliun di lima bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) pada akhir September 2025.

Pihaknya menilai, langkah tersebut memperkuat likuiditas perbankan untuk mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor strategis.

“Biasanya enggak lama juga kredit akan tumbuh. Bahkan kalau kita lihat kredit Mandiri, kreditnya udah tumbuh dari sekitar delapan persen menjadi sekitar 11 persen sekarang ini, saya ekspek akan tumbuh lebih kencang lagi,” ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga mempercepat penyerapan anggaran pada sisa tahun 2025 untuk menjaga momentum pertumbuhan.

Purbaya menegaskan, kementerian/lembaga yang tidak dapat menyerap anggaran secara optimal akan dialihkan dananya ke program yang lebih siap.

“Saya akan pastikan (anggaran) pemerintahan-pemerintahan dan lembaga terserap tepat waktu. Kan saya sudah ancam, kalau akhir Oktober ini saya analisa, mereka gak bisa serap, saya ambil lagi uangnya, saya sebar ke program-program yang lebih siap,” tambahnya.

Peningkatan belanja pemerintah juga diperkirakan akan diiringi kenaikan belanja swasta dan konsumsi masyarakat seiring melimpahnya likuiditas di sistem perekonomian.

“Jadi belanja pemerintahnya lebih kuat dibanding bulan-bulan sebelumnya, terus yang swasta juga saya pikir dengan pertumbuhan kredit, dengan banyaknya uang di sistem perekonomian, dengan naiknya belanja masyarakat karena uangnya ada, harusnya tumbuhnya di atas 5,5 persen,” ucapnya.

Jika skenario tersebut berjalan, perekonomian Indonesia akan mulai memasuki fase pertumbuhan yang lebih cepat pada 2026.

Kemenkeu bakal terus memantau sirkulasi uang dan efektivitas belanja dalam sistem perekonomian, serta berupaya mengatasi berbagai hambatan struktural yang ada.

“Jadi, 2026 pasti akan lebih cerah dibandingkan dengan 2025,” ucapnya.

Sebelumnya, Febrio Kacaribu Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan turut memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2025 mencapai 5,1 persen, triwulan IV 5,5 persen.

Sementara untuk keseluruhan tahun 2025, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonom mencapai 5,2 persen.(ant/ris/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Jumat, 10 Oktober 2025
28o
Kurs