Kamis, 4 Desember 2025

Rupiah Dibuka Melemah Seiring Trump Pecat Dewan Gubernur The Fed

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (15/5/2025). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp16.528,5 atau menguat 0,20 persen dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. Foto: Antara

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan, hari Selasa (26/8/2025) di Jakarta, melemah sebesar 10 poin atau 0,6 persen menjadi Rp16.269 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.259 per dolar AS.

Terkait hal itu, Lukman Leong analis mata uang Doo Financial Futures mengatakan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi keputusan Donald Trump Presiden AS memecat Lisa D.Cook anggota Dewan Gubernur Federal Reserve (The Fed).

“Rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar AS yang menguat/volatile setelah kabar bahwa Trump memecat anggota dewan gubernur Lisa D. Cook,” ucapnya, Selasa (26/8/2025) dilansir Antara.

Bill Pulte Direktur Badan Keuangan Perumahan Federal menuduh Cook secara keliru mengklaim dua rumah berbeda sebagai tempat tinggal utamanya. Bill mengatakan telah mengirimkan laporan pidana ke Departemen Kehakiman yang sudah dikonfirmasi bahwa tahapan berlangsung ke penyelidikan.

Cook, yang ditunjuk oleh Joe Biden mantan Presiden, telah membantah melakukan kesalahan dengan mengatakan ia tidak berniat diintimidasi untuk mengundurkan diri.

“Keinginan Trump mendikte The Fed untuk menurunkan suku bunga (menjadi alasan mengapa Cook dipecat,” ujar Lukman.

Selama ini, Cook memang secara konsisten telah memberikan suara bersama Jerome Powell Gubernur The Fed untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil.

Bagi Lukman, aksi Trump ini memuluskan keinginan untuk menurunkan suku bunga, tetapi justru dapat melemahkan dolar AS, walaupun mungkin investor memandang bisa mendukung ekonomi AS ke depan dan mengurangi dampak kebijakan tarif.

“Indeks dolar yang menguat pagi ini diikuti oleh penguatan CHF (Franc Swiss) dan Yen kemudian emas, sehingga tercermin kekhawatiran kekisruhan di AS menyebabkan investor berbondong-bondong ke cash haven. Namun, ini hanya reaksi sesaat dan investor saat ini masih mencerna perkembangan ini,” kata dia.(ant/dis/lta/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Kamis, 4 Desember 2025
27o
Kurs