Kamis, 25 September 2025

Rupiah Ditutup Melemah Rp16.749 Per Dolar AS Dipengaruhi Disiplin Fiskal Pemerintah

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (15/5/2025). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp16.528,5 atau menguat 0,20 persen dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. Foto: Antara

Nilai tukar (kurs) rupiah pada penutupan perdagangan, Kamis (25/9/2025) sore, melemah sebesar 65 poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.749 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.684 per dolar AS.

Terkait hal itu, Rully Nova analis Bank Woori Saudara menganggap pelemahan kurs rupiah dipengaruhi disiplin fiskal pemerintah di tengah belanja yang ekspansif.

“Belanja ekspansif pemerintah akan dibiayai lebih dominan dengan hutang di tengah minat asing terhadap obligasi negara yang turun,” ujarnya di Jakarta, dikutip dari Antara pada Kamis (25/9/2025).

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah ke level Rp16.752 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.680 per dolar AS.

Dulu, kepemilikan asing disebut sempat mendekat 40 persen. Adapun saat ini berada di bawah 20 persen, sehingga Bank Indonesia (BI) dipaksa untuk membantu menutupi kekurangan pembiayaan melalui sharing burden, dengan menyerap obligasi negara.

Kebijakan tersebut dinilai berisiko meningkatkan angka inflasi Indonesia.

“Sementara pembiayaan dari pajak melemah terindikasi oleh tax ratio di bawah 10 persen, karena sumber penerimaan pajak terbesar dari pajak penghasilan industri pengolahan yang di dalamnya ada buruh sebagai pajak penghasilan per orang,” ucap dia.

Rully memberikan solusi, yakni keharusan adanya akselerasi lebih cepat proses industrialisasi agar dapat pajak pendapatan dari perusahaan dan pajak payroll (sistem penggajian) dari pekerja.

“Semaksimal mungkin (perlu) mengurangi ketergantungan pembiayaan belanja dari utang,” katanya.

Pelemahan rupiah juga masih berasal dari pernyataan Jerome Powell Ketua Federal Reserve (The Fed) yang kurang dovish perihal potensi pemangkasan suku bunga AS.

Powell disebut menyampaikan penurunan suku bunga ke depan masih akan terbatas karena risiko inflasi akibat kebijakan tarif. Hal tersebut semakin memperuncing perpecahan dengan anggota The Fed lain yang menginginkan penurunan suku bunga lanjutan. Selain itu juga menambah ketidakpastian kebijakan suku bunga ke depan.(ant/dis/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Kamis, 25 September 2025
29o
Kurs