Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Selasa (28/10/2025) sore, menguat sebesar 13 poin atau 0,08 persen menjadi Rp16.608 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.621 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga menguat di level Rp16.622 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.628 per dolar AS.
Ibrahim Assuabi analis mata uang menganggap penguatan nilai tukar (kurs) rupiah didukung prospek kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
“Beijing berharap Washington dapat mencapai kesepakatan di tengah jalan untuk mempersiapkan interaksi tingkat tinggi antara kedua negara. Menteri Luar Negeri Wang Yi menyampaikan hal ini kepada Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio melalui panggilan telepon pada hari Senin (27/10),” ucapnya dilansir dari Antara.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China mengungkapkan kesepakatan dagang antara negara tersebut dengan AS masih membutuhkan persetujuan internal dari masing-masing negara.
Pada Minggu (26/10/2025), Scott Bessent Menteri Keuangan AS mengatakan pihaknya dan China telah menyepakati kerangka kerja kesepakatan perdagangan beberapa hari sebelum Trump dan Xi Jinping dijadwalkan bertemu di Korea Selatan.
China dan AS juga dilaporkan akan mengadakan perundingan dagang di Kuala Lumpur pada 25-26 Oktober 2026. Delegasi China dipimpin oleh He Lifeng Wakil Perdana Menteri, sedangkan delegasi AS dipimpin Scott Bessent.
Sentimen lain terhadap kurs rupiah berasal dari keyakinan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga setidaknya 25 basis points (bps).
“Spekulasi penurunan suku bunga diperkuat oleh data inflasi konsumen yang lemah dari minggu lalu, yang menunjukkan inflasi sedikit menurun pada bulan September,” ujar dia.
“Ketidakpastian yang lebih luas atas ekonomi AS, terutama pasar tenaga kerja yang mendingin dan penutupan pemerintah yang sedang berlangsung juga diperkirakan akan mendorong pelonggaran lebih lanjut oleh The Fed,” kata Ibrahim. (ant/fan/saf/faz)
NOW ON AIR SSFM 100
