Senin, 6 Oktober 2025

Rupiah Melemah ke Rp16.583, Tertekan Ketidakpastian AS

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. Foto: Antara

Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Senin (6/10/2025) sore, melemah sebesar 20 poin atau 0,12 persen menjadi Rp16.583 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.563 per dolar AS.

Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini justru menguat ke level Rp16.598 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.611 per dolar AS.

“Di AS, pasar semakin yakin bahwa Federal Reserve akan kembali memangkas suku bunga pada bulan Oktober. Para pedagang memperkirakan peluang lebih dari 99 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin di akhir Oktober, menurut CME Fedwatch,” ucap Ibrahim Assuabi analis mata uang dilansir dari Antara.

Sentimen lain berasal dari kegagalan para senator AS meloloskan proposal pengeluaran keempat kalinya untuk membuka kembali pemerintah federal. Karena itu, penutupan pemerintah (government shutdown) di AS akan semakin panjang hingga pekan depan.

“Ketidakpastian seputar penutupan pemerintah AS (menunda) rilis data penting,” kata Ibrahim.

Mengutip Sputnik, shutdown pemerintahan AS berpotensi menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran dan kerugian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara sebesar 15 miliar dolar AS (Rp248 triliun) per pekan jika terus berlanjut.

Kevin Hassett Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih dalam wawancara kepada CNN, sebagaimana dilaporkan RIA Novosti, menilai jika presiden memutuskan bahwa negosiasi benar-benar menemui jalan buntu, maka PHK akan mulai terjadi.

Namun, jika Partai Demokrat menggunakan pendekatan yang bijak dalam proses persetujuan anggaran di Senat, maka takkan ada alasan untuk melakukan PHK, tambah Hassett.

Tahun fiskal 2024 berakhir pada 30 September, tetapi Kongres masih belum berhasil mencapai kesepakatan mengenai anggaran untuk tahun berikutnya.

Kebuntuan ini disebabkan oleh konflik sengit antara Partai Republik dan Partai Demokrat di Senat, di mana Partai Republik tidak memiliki mayoritas yang dibutuhkan. (ant/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Senin, 6 Oktober 2025
29o
Kurs