Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Selasa (4/11/2025) sore, melemah sebesar 32 poin atau 0,19 persen menjadi Rp16.708 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.676 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada hari ini, juga melemah di level Rp16.724 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.664 per dolar AS.
Ibrahim Assuabi analis mata uang menganggap pelemahan kurs rupiah dipengaruhi perpecahan pendapat di antara para pejabat The Fed tentang seberapa cepat Bank Sentral AS itu melanjutkan pemotongan suku bunga.
“Beberapa pembuat kebijakan menekankan perlunya kewaspadaan terhadap inflasi, sementara yang lain menunjukkan tanda-tanda perlambatan momentum pasar tenaga kerja. Perpecahan pendapat ini memperkuat keraguan tentang seberapa cepat The Fed akan melanjutkan pemotongan suku bunga, yang akan menjaga dolar tetap kuat,” ujarnya dilansir dari Antara.
Pekan lalu, Jerome Powell Gubernur The Fed telah mengisyaratkan bahwa bank sentral belum berkomitmen untuk pelonggaran lebih lanjut, dengan mengatakan bahwa langkah potensi pemangkasan suku bunga di bulan Desember 2025 bukan sesuatu yang pasti.
Sejak itu, pasar mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga. Beberapa pejabat The Fed kemudian menambah ketidakpastian, karena menyuarakan pandangan yang berbeda tentang perekonomian AS.
“Penutupan Pemerintah Amerika Serikat (AS) juga masih berlangsung (sehingga berkontribusi terhadap pelemahan rupiah) dan memasuki hari ke-33 tanpa ada tanda-tanda perbaikan, dan diperkirakan akan melampaui rekor sebelumnya selama tiga puluh lima hari jika kebuntuan ini berlanjut,” ujar Ibrahim. (ant/saf/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
