
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Selasa (7/10/2025) sore, menguat sebesar 22 poin atau 0,13 persen menjadi Rp16.561 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.583 per dolar AS.
Sementara, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga menguat ke level Rp16.560 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.598 per dolar AS.
Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa (cadev) pada September 2025 sebesar 148,7 miliar dolar AS, lebih rendah dari posisi pada akhir Agustus 2025 sebesar 150,7 miliar dolar AS. Dengan demikian, cadangan devisa turun sebesar 2 miliar dolar AS pada September 2025.
Ibrahim Assuabi analis mata uang mengatakan, penguatan nilai tukar (kurs) rupiah ditopang cadev Indonesia bulan September 2025 yang tetap kuat kendati mengalami penurunan.
“Posisi cadangan devisa akhir September 2025 tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. BI menilai cadangan devisa ini tetap kuat mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ucapnya dilansir dari Antara.
Salah satu yang menyebabkan penurunan posisi cadev dipengaruhi kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.
Ke depan, BI meyakini ketahanan sektor eksternal tetap kuat sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga. Selain itu, neraca transaksi modal dan finansial juga diprakirakan tetap mencatatkan surplus sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang menarik.
Ibrahim juga menyampaikan bahwa BI terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Meninjau sentimen dari global, penutupan pemerintah (government shutdown) AS telah memasuki hari keenam pasca negosiasi akhir pekan lalu gagal mencapai kesepakatan pendanaan. Ini membuat sebagian besar pemerintahan federal tutup.
“Sementara, Senat gagal mengumpulkan 60 suara yang dibutuhkan untuk memajukan langkah-langkah pendanaan jangka pendek,” katanya. (ant/saf/ipg)