Kamis, 16 Oktober 2025

Rupiah Menguat Seiring Meredanya Kekhawatiran Perang Dagang AS-China

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Rupiah dan dolar AS. Foto: Istimewa

Rully Nova Analis Bank Woori Saudara mengatakan penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi dengan kekhawatiran perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang mereda.

“Rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan menguat di kisaran Rp16.520 – Rp16.620, dampak dari global berlanjutnya tren penurunan index dollar seiring mulai meredanya kekhawatiran perang dagang AS dan China, di mana ‘statement’ pejabat di kedua pihak meredakan kekhawatiran pelaku pasar,” ucapnya, Kamis (16/10/2025).

Melansir Antara, Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Kamis (16/10/2025) di Jakarta menguat sebesar 3 poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.573 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.576 per dolar AS.

Scott Bessent Menteri Keuangan AS disebut akan menunda penerapan tarif 100 persen terhadap China menjadi tahun depan.

Tarif yang dimaksud, sebagaimana dilaporkan Anadolu, terkait ancaman Donald Trump Presiden AS terhadap barang-barang dari China dan membatasi ekspor “perangkat lunak penting”. Rencananya, Trump akan memberlakukan pada 1 November 2025 atau lebih cepat, tergantung apa yang dilakukan China selanjutnya.

Ketegangan AS-China kembali muncul setelah China pada Kamis (9/10/2025) mengumumkan pembatasan ekspor unsur tanah jarang yang memperluas kontrol atas teknologi pemrosesan dan manufaktur. Kebijakan tersebut juga melarang kerja sama dengan perusahaan asing tanpa izin pemerintah terlebih dulu.

Kementerian Perdagangan China menyatakan pembatasan ekspor unsur tanah jarang dilakukan untuk menjaga keamanan dan kepentingan nasional, termasuk kontrol ekspor pada teknologi penambangan, peleburan, pemisahan, produksi material magnetik, serta daur ulang sumber daya sekunder.

Di sisi lain, Xie Feng Duta Besar China untuk AS telah menyampaikan bahwa perang tarif atau perang dagang pada akhirnya takkan menguntungkan siapapun, seperti dicatat Xinhua.

Karena itu, pemerintah China mengajak AS bekerja untuk menyelesaikan masalah satu sama lain melalui dialog yang didasarkan pada rasa saling menghormati dan konsultasi setara, dan menghindari kembali ke jalur lama yang meningkatkan ketegangan dalam ekonomi dan perdagangan.

Sementara itu, menurut dia, jika meninjau kondisi domestik, sentimen terhadap rupiah berpotensi berasal dari rilis Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur triwulan III-2025 dan data survei Bank Indonesia (BI) terkait kegiatan dunia usaha.(ant/fan/kir/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Kamis, 16 Oktober 2025
36o
Kurs