
Josua Pardede Kepala Ekonom Permata Bank menyatakan, nilai tukar (kurs) Rupiah menguat seiring optimisme tensi perdagangan global yang mereda.
“Rupiah melanjutkan tren apresiasi pascameningkatnya optimisme terkait meredanya tensi perdagangan global,” ucapnya di Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Optimisme itu tergambar dari keputusan Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS) menandatangani executive order untuk memberikan pengecualian bagi beberapa tarif impor yang berkaitan dengan sektor otomotif di AS.
The Wall Street Journal melaporkan, langkah AS itu akan membebaskan produsen mobil yang saat ini sudah dikenai tarif atas kendaraan dari beban tarif tambahan lainnya, khususnya atas baja dan aluminium. Produsen mobil juga bisa mendapatkan pengembalian atas tarif yang telah mereka bayarkan.
Pada saat yang sama, tarif atas suku cadang luar negeri yang digunakan untuk merakit mobil di AS, yang awalnya diperkirakan mencapai 25 persen dan mulai berlaku pada Sabtu (26/4/2025), juga kemungkinan akan dikurangi.
Josua juga menyebut, sebagian besar mata uang Asia menguat terhadap Dollar AS pada perdagangan hari ini, termasuk Rupiah.
Pada hari Jumat (2/5/2025) mendatang, pascalibur hari buruh, Rupiah disebut berpotensi melanjutkan penguatan akibat kemungkinan data ketenagakerjaan serta Produk Domestik Bruto (PDB) di AS yang melemah.
Hal itu berpotensi meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Sehingga, sentimen risk-on kembali meningkat pada perdagangan dua hari lagi.
“Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp16.525-16.650 per Dollar AS pada hari Jumat mendatang,” kata dia, dilansir Antara.
Nilai tukar Rupiah pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta menguat 158 poin atau 0,94 persen menjadi Rp16.603 per Dollar AS dari sebelumnya Rp16.856 per Dollar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu sore juga menguat ke level Rp16.679 per Dollar AS dari sebelumnya Rp16.787 per Dollar AS.(ant/dra/rid)