Sabtu, 23 Agustus 2025

Sejumlah Kafe dan Resto Rasakan Penurunan Omset Imbas Kebijakan Penertiban Parkir Jalan Tunjungan

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Situasi salah satu kafe di Jalan Tunjungan, Sabtu (23/8/2025) setelah pemberlakuan kebijakan parkir. Foto: Akira suarasurabaya.net

Beberapa kafe dan resto di Jalan Tunjungan memasang stiker “Save Tunjungan” dan “Satu Tujuan Satu Tunjungan” pada Sabtu (23/8/2025).

Pantauan suarasurabaya.net, sepanjang Jalan Tunjungan, mulai dari Pasar Tunjungan hingga dekat Kampung Ketandan, sejumlah kafe dan resto kompak memasang stiker berwarna kuning di depan, sebagai bentuk ketidaksetujuan atas kebijakan penertiban parkir.

Devrin barista di salah satu kafe menerangkan, sejak kebijakan penertiban parkir di Jalan Tunjungan pada 1 Agustus 2025 lalu, kafenya mengalami penurunan omset. “Lumayan turunnya, sampai 20 persen. Apalagi saat weekday dan pagi hari,” katanya ditemui suarasurabaya.net.

Dia mengatakan, kafenya biasa dijadikan jujugan untuk pengunjung yang ingin ngopi pagi atau ngopag. “Tapi, sejak penertiban parkir itu, tempat kami jadi sepi. Bahkan, beberapa customer langganan juga mengeluh kalau sekarang parkirnya jadi semakin jauh,” tambahnya.

Stiker “Save Tunjungan” yang terpasang di salah satu kafe Jalan Tunjungan sebagai bentuk protes karena pemberlakuan kebijakan penertiban parkir yang mengakibatkan penurunan omset, Sabtu (23/8/2025). Foto: Akira suarasurabaya.net

Selain customer, lanjut Devrin, karyawan pun harus spare waktu lebih awal untuk bekerja karena lokasi parkir yang jauh.

Ada juga Maria karyawan dari resto burger di Jalan Tunjungan yang mengeluhkan hal serupa. Menurutnya, sejak kebijakan penertiban parkir diberlakukan, restonya jadi sepi pengunjung. Bahkan, penurunan omset lebih anjlok yakni, 40 hingga 50 persen.

“Keluhannya sama. Rata-rata karena lokasi parkir yang jauh dari tempat makan. Terutama untuk pelanggan yang bawa mobil,” ungkapya.

Tidak hanya memasang stiker, outlet kafe dan resto di Jalan Tunjungan juga sempat menggelar aksi sebagai bentuk protes, dengan mematikan lampu selama satu jam, pada 17 Agustus 2025 lalu, pukul 19.00 sampai 20.00 WIB.

“Ini semacam aksi solidaritas. Kayaknya sebelah-sebelah aku lihat juga ada. Kemarin juga lampunya sempat dipadamkan satu jam, untuk tanda (protes). Kayak gitu,” tuturnya.

Suasana di salah satu kafe di Jalan Tunjungan, Sabtu (23/8/2025) setelah pemberlakuan kebijakan parkir. Foto: Akira suarasurabaya.net

Maria melihat, kebijakan penertiban parkir untuk mengurai kemacetan di Jalan Tunjungan seperti tidak berpengaruh apapun. Karena, ada atau tidak adanya parkir kendaraan di tepi jalan umum (TJU) atau troroar, Jalan Tunjungan tetap macet.

“Mungkin ya lebih ke ditata lagi biar cara menghindari kemacetannya juga ya. Tapi sejauh ini macet itu masih tetep, karena banyak yang nurunin penumpang juga. Mungkin juga banyak yang pelan sambil lihat-lihat,” tutupnya.

Sebelumnya, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyatakan bahwa dengan kebijakan penertiban parkir Jalan Tunjungan tidak mengurangi jumlah pengunjung ke lokasi itu. Menurutnya, larangan parkir di TJU di Jalan Tunjungan sudah tepat karena sudah ada penambahan kantong parkir resmi. (kir/saf/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Sabtu, 23 Agustus 2025
28o
Kurs