
Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan RI buka suara terkait ancaman Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS) yang akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10 persen terhadap negara-negara BRICS.
Menkeu mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih memantau perkembangan situasi itu. Mengingat proses negosiasi tarif dagang dengan AS masih terus berlangsung.
“Ya, kita akan terus mengikuti (perkembangan) saja, karena Indonesia masih dalam proses pembicaraan dengan Pemerintah Amerika Serikat,” ujar Sri Mulyani, Senin (7/7/2025).
Kepada DPR, Sri Mulyani memang mengakui bahwa dinamika ekonomi global saat ini sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian global, termasuk kebijakan tarif resiprokal yang diusung Trump.
Dilansir dari Antara, hal tersebut menjadi pertimbangan dalam penyusunan asumsi dasar Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) untuk RAPBN 2026.
Meskipun demikian, Sri Mulyani menegaskan, pemerintah akan menyusun RAPBN 2026 secara hati-hati dan mempertimbangkan baik faktor domestik maupun situasi global.
“Kita sedang melihat, hari ini Bapak Presiden (Prabowo) berada di pertemuan BRICS dengan para pemimpin dunia, dan kemudian Presiden Donald Trump menyampaikan pernyataan bahwa kelompok BRICS dianggap tidak mendukung AS sehingga mengancam akan mengenakan tambahan tarif,” jelas Sri Mulyani.
Sebelumnya, Trump mengunggah pernyataan di platform Truth Social pada Minggu (6/7/2025), yang mengancam akan mengenakan tarif ekstra 10 persen kepada negara-negara yang mendukung apa yang disebutnya sebagai “kebijakan anti-Amerika” dari kelompok BRICS. (ant/saf/ipg)