
Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS) pada, Jumat (31/5/2025), mengumumkan rencana untuk menggandakan tarif impor baja dan aluminium dari 25 persen menjadi 50 persen.
Kebijakan yang dijadwalkan mulai berlaku pada 4 Juni 2025 ini, disebut untuk melindungi industri dalam negeri sekaligus menekan produsen baja global, di tengah memanasnya kembali perang dagang.
“Kita akan menerapkan kenaikan 25 persen. Kita akan menaikkannya dari 25 persen menjadi 50 persen, tarif atas baja yang masuk ke Amerika Serikat. Ini akan semakin memperkuat industri baja kita,” ujar Trump dalam kampanye di Mon Valley Works, pabrik baja milik U.S. Steel di Pennsylvania, seperti dikutip Reuters, Sabtu (31/5/2025).
Trump menyampaikan pidato tersebut di pinggiran Pittsburgh, Pennsylvania, negara bagian yang dikenal sebagai wilayah penting dalam pemilu presiden dan simbol kekuatan lama sektor industri AS yang kini tengah tertekan akibat kompetisi global.
Dalam kesempatan itu, Trump juga mempromosikan kesepakatan senilai 14,9 miliar dolar AS antara Nippon Steel dan U.S. Steel, yang menurutnya akan menjaga keberlangsungan lapangan kerja di sektor baja nasional.
Tak hanya baja, Trump juga mengumumkan bahwa tarif yang sama akan diberlakukan untuk produk aluminium. “Industri baja dan aluminium kita kembali bangkit seperti belum pernah terjadi sebelumnya,” tulis Trump di platform Truth Social.
Pasar pun langsung bereaksi. Saham produsen baja Cleveland-Cliffs Inc melonjak hingga 26 persen setelah penutupan perdagangan, didorong oleh keyakinan investor bahwa tarif baru ini akan menguntungkan perusahaan-perusahaan baja domestik.
Kebijakan penggandaan tarif ini semakin menegaskan arah konfrontatif Trump dalam perdagangan global. Pengumuman ini disampaikan hanya beberapa jam setelah ia menuding Tiongkok melanggar kesepakatan dagang terkait pencabutan tarif dan pembatasan terhadap mineral kritis.
Sebagai informasi, tarif baja dan aluminium merupakan salah satu langkah awal yang ditempuh Trump sejak kembali menjabat pada Januari 2025. Tarif 25 persen atas sebagian besar produk baja dan aluminium mulai berlaku sejak Maret setelah sebelumnya Trump sempat mengancam akan menerapkan tarif 50 persen terhadap baja asal Kanada meski kemudian dibatalkan.
Melalui kewenangan nasional berdasarkan Pasal 232, tarif ini tidak hanya mencakup logam mentah, tetapi juga produk turunan seperti wastafel stainless steel, kompor gas, kumparan evaporator pendingin udara, tapal kuda, wajan aluminium, hingga engsel pintu baja.
Menurut data Biro Sensus AS yang diakses melalui sistem Data Web Komisi Perdagangan Internasional, total nilai impor untuk 289 kategori produk terkait pada tahun 2024 mencapai 147,3 miliar dolar AS, dengan proporsi dua pertiga aluminium dan sepertiga baja.
Sebagai perbandingan, dua putaran tarif hukuman pertama Trump terhadap produk industri Tiongkok pada 2018 mencakup nilai impor tahunan sebesar 50 miliar dolar AS.
Amerika Serikat sendiri merupakan importir baja terbesar di dunia (di luar Uni Eropa), dengan total 26,2 juta ton baja yang diimpor sepanjang tahun 2024 menurut Departemen Perdagangan AS.
Dengan demikian, kebijakan tarif baru ini diperkirakan akan menaikkan harga baja dan aluminium secara luas, memberikan dampak langsung pada sektor industri dan konsumen domestik. (bil/iss)