
Smartphone, gadget, atau gawai dengan sistem operasi android sudah memungkinkan seorang pria melakukan tes kesuburan di rumah. Sudah tidak perlu lagi malu pergi ke klinik khusus kesuburan laki-laki.
Sebuah perusahaan di Jepang telah berhasil mengembangkan satu set peralatan yang terdiri dari lensa mikroskop untuk ditempel di kamera telepon seluler, serta sebuah gelas penampung. Alat tes sperma itu diberi nama “Seem” dan dibandrol dengan harga 50 dolar Australia atau sekitar Rp500.000.
Berkat teknologi ini, setetes sperma bisa diletakkan di lensa dan kemudian direkam videonya. Hasil rekaman ini kemudian dianalisa oleh aplikasi yang ada di dalam telepon pintar.
“Hanya membutuhkan satu hingga dua menit untuk mengirim video dan mendapatkan hasilnya. Sangat mudah untuk dilakukan sendiri,” kata Ryo Irisawa, pengembang aplikasi “Seem” dikutip jaringan ABC, akhir pekan ini. Demikian lansir Antara.
Menurutnya, aplikasi di telepon pintar mampu menganalisa pergerakan sperma lewat kamera dan kemudian menghitung mobilitas serta konsentrasi sel-sel sperma. Bahkan, analisa itu akan diolah dalam bentuk grafik, sehingga orang bisa menguji jumlah spermanya sendiri dibandingkan dengan data rata-rata jumlah sperma sehat yang dipatok oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
“Kami mengembangkan layanan ini agar pasangan yang sedang berusaha untuk memperoleh keturunan atau para pria lajang bisa menghitung sendiri sperma mereka jika kelak ingin memiliki anak,” katanya.
Jepang saat ini mengalami tren angka kelahiran bayi yang sangat rendah, dan terus mencetak angka paling rendah dalam sejarah di negeri itu. Rendahnya jumlah kelahiran ini melanda Jepang yang memiliki populasi menua, serta banyaknya pasangan di Jepang yang lebih suka memiliki bayi di usia agak tua sehingga prevalensi masalah kesuburan menjadi sangat tinggi.
Menurut Departemen Kesehatan Jepang, sekitar separuh dari pasangan di Jepang mengalami kemandulan di sisi prianya, dan mereka mencari bantuan agar bisa kembali subur.
“Seseorang harus pergi sendiri dan mengambil spermanya di klinik, ini adalah hambatan yang sangat besar buat mental dan membuang banyak waktu pria di Jepang,” kata Irisawa menambahkan. Karena itulah, faktanya, tidak banyak pria yang pergi ke klinik kesuburan.
Aplikasi ini kata, Irisawa, bisa membantu mereka. Para pria sudah tidak perlu merasa malu ke klinik, karena bisa mengetes kesuburannya sendiri di rumah. Mereka juga tidak lagi memerlukan dokter untuk menganalisa sperma mereka sendiri. Cukup dengan Smartphone, gadget, atau gawai mereka yang canggih.(den)