Rabu, 24 Desember 2025

Robot Penghias Donat dari Surabaya Sabet Medali Emas

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Robot penghias donat saat dipraktikkan oleh dua dari tiga penemunya Achmad Ainnur Hakim dan Achmad Rafi, pelajar SMPN 1 Surabaya, Minggu (4/12/2016). Foto: Humas Pemkot Surabaya

Penampilan tiga pelajar SMP Negeri 1 Surabaya ini tampak polos. Mereka terkesan pendiam. Siapa sangka, ketiganya menciptakan robot penghias kue donut bernama Chef Robot dan menyabet medali emas dalam ajang International Islamic School Robotic Olimpiade di Lombok, Agustus 2016 lalu.

Achmad Ainnur Hakim, Achmad Rafi, dan Satria Sabda Alam, pelajar SMP Negeri 1 Surabaya itu hadir di antara ribuan pelajar berprestasi di Taman Surya, (4/12/2016). Ketiganya merangkai chef robot selama kurang lebih satu bulan. Ketiganya mengakui, banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari problem kelangkaan suku cadang hingga program yang tidak berjalan maksimal.

Achmad menjelaskan, robot buatannya didesain agar mampu menghias kue donat dengan aneka gula, meses, dan pilihan toping lainnya. “Kalau program tidak benar, donat bisa belepotan,” kata pelajar kelas VIII ini.

Dengan tekad bulat, mereka berhasil mengatasi semua hambatan dan rintangan. Untuk mewujudkan robot itu, ketiganya rela menghabiskan waktu lebih banyak di sekolah. Normalnya mereka pulang ke rumah sekitar pukul 15.00 WIB sore. Selama merangkai robot menjelang International Islamic School Robotic Olimpiade, jam pulang ke rumah molor hingga pukul 18.00 WIB.

Achmad Rafi mengatakan, tidak hanya harus menguasai teknik pembuatan robot, semua tim wajib mempresentasikan robot masing-masing di hadapan dewan juri. “Kebetulan,” kata Rafi, “Tim saya harus mempresentasikan di hadapan tiga juri asal Filipina. Nah, sebelum presentasi itu, ada cerita lucu,” katanya.

Rafi bercerita, sebelum berangkat ke Lombok, timnya sudah menyiapkan semua kebutuhan, termasuk meses coklat untuk keperluan demo di hadapan juri. Namun, saat tiba di Lombok, ketiganya baru menyadari, meses cokelat itu sudah habis dimakan oleh pelajar SMPN 1 Surabaya lain yang juga ikut kompetisi robot itu tapi dalam kategori berbeda.

Otomatis, Rafi dan timnya kalang kabut mencari meses di Lombok. “Untung aja nemu toko yang jual meses. Kalau enggak, enggak tahu deh, gimana jadinya,” ujar putra pasangan Budi Eko dan Era Harijati ini lalu tertawa.

Persiapan mereka matang. Presentasi di hadapan juri mendekati sempurna, Rafi dan tim pembuat Chef Robot ini mampu menyabet medali emas. Mereka menjadi yang terbaik mengalahkan ratusan pelajar dari Malaysia, Mesir, Singapura dan Jepang.

Rafi mengatakan, keberhasilan timnya itu tidak lepas dari dukungan orang tua, sekolah, dan tim pendamping. Di sekolahnya, ada ekstra-kulikuler khusus robotika yang didampingi oleh tim pelatih yang berkualitas. Tidak hanya itu, sudah ada ruang khusus yang lengkap dengan sarana-prasarana pembuatan robot.

Setelah memenangkan emas di International Islamic School Robotic Olimpiade, Rafi dan kawan-kawannya membidik Singapura Robocup 2017 mendatang. Dia berharap, mereka bisa kembali mengharumkan nama Surabaya di kancah internasional. Khusus untuk perlombaan itu, Rafi dan tim sedang menyiapkan inovasi terbaru yakni robot penghapus papan tulis.

“Kami ingin membuat robot penghapus papan tulis karena setahu kami belum banyak yang membuat robot seperti itu. Semoga robot itu nanti bisa berguna bagi sekolah kami,” kata Rafi yang mengidolakan Thomas Alfa Edison penemu lampu bohlam.(den/dwi)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Rabu, 24 Desember 2025
31o
Kurs