Rabu, 24 April 2024

NASA Luncurkan Satelit Pelacak Perubahan Es Bumi

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Roket Delta II The United Launch Alliance (ULA) yang membawa Ice, Cloud and land Elevation Satellite-2 (ICESat-2) milik NASA meluncur pada 15 September 2018 dari Vandenberg Air Force Base di California.Foto: NASA/Bill Ingalls

Badan Aeronautika dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada Sabtu (15/9/2018) sukses meluncurkan satelit yang akan mengukur perubahan lapisan es pada kutub-kutub Bumi.

Ice, Cloud and land Elevation Satellite-2 (ICESat-2) meluncur bersama roket Delta II milik United Launch Alliance dari Space Launch Complex-2 di Vandenberg Air Force Base, California, pukul 09.02 waktu setempat.

Stasiun-stasiun darat di Svalbard, Norwegia, mendapat sinyal dari pesawat luar angkasa itu sekitar 75 menit setelah peluncuran menurut siaran pers di laman resmi NASA yang dilansir Antara.

“Dengan misi ini kami melanjutkan penjelajahan manusia ke bagian-bagian terpencil kutub planet kita dan memajukan pemahaman kita mengenai bagaimana perubahan yang sedang terjadi pada tutupan es Bumi di kutub dan tempat lain akan mempengaruhi kehidupan di berbagai bagian dunia, sekarang dan pada masa mendatang,” kata Thomas Zurbuchen, administratur Direktorat Misi Sains NASA.

ICESat-2 membawa instrumen tunggal, Advanced Topographic Laser Altimeter System (ATLAS), yang akan diaktifkan sekitar dua pekan setelah tim operasi misi menyelesaikan pengujian awal pesawat itu.

Satelit itu kemudian akan mulai menjalankan misinya mengumpulkan data-data untuk memperkirakan perubahan tahunan tinggi lapisan-lapisan es Greenland dan Antartika.

“Bagi kami, para ilmuwan, bagian yang paling ditunggu pada awal misi adalah ketika kami menyalakan laser dan mendapatkan data pertama,” kata Thorsten Markus, ilmuwan pada proyek ICESat-2 di Goddard Space Flight Center NASA.

Data dengan resolusi tinggi yang diperoleh dalam misi itu akan mendokumentasikan perubahan-perubahan pada tudung es kutub Bumi, memperbaiki perkiraan peningkatan permukaan air laut akibat melelehnya lapisan es di Greenland dan Antartika, membantu para ilmuwan memahami mekanisme yang menurunkan jumlah es yang mengapung, serta menakar bagaimana penyusutan lautan es mempengaruhi samudra dan atmosfer.

ICESat-2 melanjutkan pencatatan ukuran tinggi es yang dimulai oleh misi awal ICESat NASA dari 2003 sampai 2009 dan dilanjutkan oleh misi Operation IceBridge di atas Artika dan Antartika.(ant/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
28o
Kurs