Jumat, 29 Maret 2024

Gagas Inovasi Kurangi Kemacetan lewat Sistem Transportasi Tjerdas

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Ilustrasi

Tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang tergabung dalam Tim TOLE, mengusung produk inovatif bernama Sistem Transportasi Tjerdas. Membantu mengurangi kemacetan lewat inovasi rambu lalu lintas.

Aulia Rayimas Tinkar Manajer utama tim, dengan latar belakang keilmuan Teknik Fisika dibantu oleh kedua rekannya yakni Habib Ihza Alamsyah dari Departemen Teknik Elektro dan Renaka Agusta dari Departemen Teknik Komputer, yang menggagas Sistem Transportasi Tjerdas untuk membantu mengurangi kemacetan lewat inovasi rambu lalu lintas.

Dalam melahirkan ide inovatifnya, tim mengaku awalnya melakukan penyerapan ide dari Dr Totok Soehartarto selaku dosen pembimbing. Kemudian, penggalian ide dilakukan secara mendetail, sehingga disetujui oleh Dr Dhany Arifanto dosen pembimbing dalam lomba. “Dosen menyetujui dan memberi dukungan dari awal hingga akhir,” terang Ayik sapaan Aulia Rayimas Tinkar, Selasa (17/11/2020).

Ide inovatif tersebut diakui mampu mengatur perubahan lampu lalu lintas secara otomatis berdasarkan kondisi kemacetan jalan. “Sistem ini terdiri dari sensor yang dibekali Artificial Intelligence (AI), jaringan Internet of Things (IoT), dan big data,” papar Ayik.

Dalam merancang ide tersebut, tim bekerja sesuai porsi tugasnya masing-masing. Habib, sebagai AI dan IoT engineer, bertugas merancang sistem untuk mendeteksi rasio kepadatan tiap jalan. Kemudian, data tersebut akan dihubungkan ke microcontroller sehingga dapat mengatur lampu lalu lintas.

Data hasil pemrosesan citra gambar itu, lanjut Ayik nantinya juga akan terhubung secara real time di website dan dihimpun dalam suatu big data oleh Renaka, selaku web developer dan data scientist. Penghimpunan data ini diharapkan dapat membantu pertimbangan analisis pemerintah kota dalam menentukan suatu kebijakan.

Dalam waktu satu bulan perancangan karya, tambah Ayik, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi tim untuk bekerja sama di kondisi pandemi yang serba daring. “Namun, lewat kondisi itulah kami membuktikan bahwa berkarya tetap dapat dilakukan di tengah keterbatasan yang ada,” kata Ayik.

Meski demikian, Ayik mengungkapkan, tim justru mengaku senang sebab mendapatkan pengalaman untuk mengaplikasikan keilmuan mereka di dunia nyata. “Kami ingin membangun bangsa dengan porsi kami, sebagai engineer tentu kami ingin mengatasi permasalahan dengan teknologi,” ujar Ayik mahasiswa angkatan 2017 itu.

Solidaritas dan kolaborasi yang baik dari tim ini terbukti melalui keberhasilannya menyabet juara ketiga pada kompetisi Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (Gemastik) XIII tahun 2020, beberapa waktu lalu, kategori Kota Cerdas. Tim pun berharap, sistem ini nantinya dapat diimplementasikan demi kebermanfaatan bagi masyarakat maupun pemerintah dalam membangun smart city ke depannya.(tok/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
27o
Kurs