
Terdapat jutaan metrik ton material vulkanik berupa pasir dan bebatuan yang siap meluncur melalui DAS di kaki Gunung Semeru jika hujan menguyur. Besarnya debit pasir dan bebatuan itu, bisa melebihi 9 juta metrik ton hasil aktivitas vulkanik selama musim kemarau ini, kata Hendro Wahyono Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Selasa (11/11/2014).
Dua hari ini hujan mulai mengguyur wilayah Kabupaten Lumajang. Yang diwaspadai adalah adanya potensi bencana lahar dingin yang sangat berbahaya bagi warga yang bermukim di sekitar DAS (Daerah Aliran Sungai) di kaki Gunung Semeru.
Diantaranya, DAS Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar. Kali Glidik, Kali Rejali, Kali Mujur, Kali Pancing dan Besuk Sat. Di seluruh DAS itu, kemungkinan terjadi luncuran lahar dingin yang membawa material vulkanik berupa pasir dan bebatuan dalam jumlah besar bisa sewaktu-waktu terjadi.
Pasalnya jika sewaktu-waktu lahar dingin menerjang, maka potensi bahayanya akan sangat tinggi terhadap keselamatan jiwa masyarakat. “Apalagi, dari laporan yang disampaikan PVMBG melalui pemantauan Gunung Api Semeru di Pos Pantau Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, saat ini kubah lava di puncak kawah Jonggring Saloko penuh,” paparnya.
Tumpukan material vulkanik itu mengendak di bibir kawah sehingga ketika diguyur hujan akan meluncur dalam bentuk lahar dingin.Menilik debitnya yang sangat besar,maka potensi bahayanya juga tinggi.
Dengan kondisi itu, masyarakat dihimbau untuk tidak braktivits di DAS Semeru ketika kawasan puncak tertutup mendung. Ataupun, ketika lhar dingin menerjang, akan diawali dengan suara gemuruh dari atas Gunung. “Jika itu terjadi, maka masyarakat kita imbau menjauh dari DAS. Ini demi keselamatan jiwa mereka sendiri,” demikian pungkas Hendro Wahyono. (her/ipg)
Teks Foto :
– Material dari Gunung Semeru.
Foto : Dok. Sentral FM.