
Setiap bulannya kelompok tani (Poktan) pembudidaya ikan air tawar di Lumajang menjual 1 ton ikan air tawar dalam kondisi segar ke pasaran di berbagai daerah. Mulai dari Surabaya hingga berbagai daerah lain di Jawa Timur dan bahkan sampai Pulau Bali.
Ir Syaiful Kepala Kantor Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Selasa (9/9/2014), mengatakan bahwa jenis ikan yang dibudidayakan Poktan di Kabupaten Lumajang yang permintaannya sangat baik di pasaran, diantaranya tombro, ikan hias, gurami, lele, nila dan lainnya.
Beragam jenis ikan air tawar ini, dibudidayakan Poktan dengan berbagai konsep diantaranya konsep rumahan dan metode keramba. “Untuk keramba. Biasanya memanfaatkan aliran sungai dan juga Ranu seperti di Ranu Pakis dan Ranu Klakah,” katanya.
Tidak hanya ikan siap kosumsi saja yang dibudidayakan Poktan, namun ada yang khusus melakukan pemijahan dan memasarkan bibitnya sesuai pesanan. Khusus untuk budidaya ikan siap konsumsi, membutuhkan waktu antara 8-9 bulan untuk pembesaran sebelum hasil panen dijual ke pasaran.
Waktu selama ini, terkecuali untuk komoditi ikan lele yang saat ini hanya dibutuhkan waktu singkat sebelum kemudian siap dijual. Komoditi lele untuk sangkuriang yang juga banyak dibudidayakan di Lumajang, hanya membutuhkan waktu 32-34 hari sebelum siap jual dengan ukuran siap konsumsi.
“Namun, ada yang hanya pembesaran dengan ukuran tertentu untuk komoditi ikan jenis tertentu pula diantaranya lele hingga gurame. Ada yang khusus pemijahan dan menjual benihnya saja. Ada yang menjual dengan ukuran antara 2-3 bulan kepada petani pembudidaya ikan air tawar lainnya untuk selanjutnya dilakukan pembesaran,” ungkap Syaiful.
Di seluruh Kabupaten Lumajang yang terdiri dari 21 Kecamatan, saat ini telah muncul kelompok-kelompok tani pembudidaya ikan air tawar yang merata di seluruh kecamatan. Jumlahnya mencapai ratusan kelompok yang masing-masing beranggotakan 10-15 orang. Setiap orang minimal memiliki 3-4 petak kolam ikan.
Yang menjadi kendala, lanjut Syaiful, adalah mahalnya harga konsentrat untuk pakan ikan. Untuk itu, Kantor Kelautan dan Perikanan secara rutin memberikan pelatihan pembuatan pakan sendiri yang alami dengan biaya murah namun berkualitas.
“Kami mengadakan pembinaan, pelatihan juga bantuan mengusulkan bantuan. Tidak hanya berupa benih, terpal untuk kolam ikan lele namun juga alat pembuat pakan dan pakannya juga,” bebernya.
Untuk meningkatkan kualitas pakan buatan sendiri ini, Kantor Kelautan dan Perikanan secara rutin menerjunkan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) untuk langsung memberikan pelatihan.
“Hanya kendalanya, petugas PPL kita hanya 4 orang.Makanya, seluruh staf dilibatkan. Sampai saya sendiri juga terlibat untuk menemui para petani ikan ini dilapangan,” demikian pungkas Syaiful. (her/dwi)