Pantai selatan wilayah Kabupaten Lumajang dengan garis pantai membentang antara perbatasan Malang dengan Jember, menyimpan potensi maritim yang sangat besar.
Terdapat 5 pemukiman nelayan yang menjadi Tempat Pendaratan Ikan, masing-masing di Desa Bulurejo dan Tempurejo, Kecamatan Tempursari, Dusun Dampar, Desa Bades, dan Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, serta di Dusun Meleman, Desa Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun.
Ir Syaiful Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (KDP) Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Sabtu (15/11/2014), mengatakan bahwa potensi tangkapan ikan laut sejak Januari sampai November ini saja mencapai 4 ribu ton lebih.
“Komoditinya berbagai jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomi, seperti tuna, tuna kecil, cakalang, layur dan kakap serta tengiri, lobster dan kepiting menjadi penghasil utama nelayan pantai selatan,” katanya
Selain perikanan tangkap, pesisir selatan Lumajang mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan budidaya laut dan payau. Kualitas airnya masih relatif baik karena jauh dari pencemaran limbah industri maupun domestik.
“Hal ini sangat memungkinkan dan subur untuk dijadikan sentra budidaya udang, kerapu, kakap dan kekerangan maupun kepiting bakau. Apalagi, sepanjang tahun lalu saja, kita sudah memperbanyak penanaman bakau di sepanjang psisir selatan dengan melibatkan masyarakat,” paparnya.
Seluruh komoditi ini, ditopang oleh aktivitas lebih dari 150 nelayan yang mengoperasionalkan 50 lebih perahu dengan ukuran kecil dan mesin tempel. Karena minimnya sarana itu, nelayan hanya mampu menangkap ikan dengan radius jrak terbatas dari bibir pantai.
“Tapi mendatang semuanya akan kita kembangkan. Secara bertahap kita memberikan bantuan, berupa live jacket, perahu, mesin dan lainnya. Termasuk cool storage dan pelelangan ikan untuk mempermudah pemasarannya,” terangnya.
Tidak hanya itu saja, masih kata Syaiful, fasilitas pasar ikan juga dibangun di wilayah pesisir, seperti di Kecamatan Yosowilangun. “Tentu seluruh stimulant untuk mendoorng optimalisasi ini perlu ditopang Pemprov Jatim dan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan juga. Ini kan sesuai visi dan misi Menteri Kelautan dan Perikanan RI yang baru,” terangnya.
Apalagi, peluang pasar untuk komoditi ikan hasil tangkap di Lumajang ini, sudah merambah pasar berbagai daerah. Diantaranya ke Banyuwangi, Bali, Malang, Sidoarjo dan Surabaya, baik untuk konsumsi pasar maupun fabrikasi sarden. Selain untuk kebutuhan konsumsi masyarakat Lumajang sendiri.
“Setiap hari, apalagi bulan-bulan seperti ini, nelayan getol mlaut dan hasil tangkapannya melimpah untuk memenuhi pasar dan fabrikasi di berbagai daerah tersebut. Namun,masih ada kendala untuk mengoptimalkan selain dari sisi pemenuhan sarana dan prasarana untuk nelayan dan pelabuhan,” ujarnya.
Kendala itu adalah kelancaran akses trasportasi dari titip TPI ke daerah-daerah tujuan pengiriman ikan. Sejauh ini proyek Jalur Lintas Selatan (JLS) yang menghubungkan 8 daerah, mulai Kabupaten Pacitan hingga Banyuwangi yang telah dibangun sejak Tahun 2001 di Era Megawati Sukarno Putri Presiden dengan target selesai 2014, ternyata jauh dari harapan.
Bahkan dari pantauan Sentral FM, akses rute jalan telah siap dan bahkan telah dikeraskan. Namun belum dilakukan pengaspalan. Jembatan juga telah terbangun di sepanjang akses JLS di wilayah selatan Kabupaten Lumajang. Karea jalan belum diaspal, ada yang kemudian ditumbuhi semak belukar.
“Padahal, kalau JLS ini selesai pembangunannya, maka potensi kemaritiman dengan hasil tangkapan laut di selatan Lumajang akan bisa didorong semaksimal mungkin,” jlentrehnya.
Patut diketahui, lanjut Syaiful, komoditi ikan tidak boleh terlalu lama karena bisa membusuk. Jadi, ikan setelah diturunkan dari perahu dan dilelang, maka harus segera didistribusikan ke pasar tujuan untuk dijual.
“Kalau saja JLS selesai dibangun, maka jalur distribusi ikan tangkapan di pesisir selatan, mulai Tempursari smapai Yosowilangun, akan cepat sampai ke Banyuwangi, Bali, Malang, Sidoarjo maupun Surabaya dalam keadaan fresh. Selain itu juga bisa mengurai keterisolasian wilayah pesisir selatan, sehingga memicu kemajuan kawasan tersebut,” demikian pungkas Syaiful. (her/ipg)
Teks Foto :
– Ir Syaiful Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Lumajang.
Foto : Sentral FM
NOW ON AIR SSFM 100
