Fenomena frozen dengan hamparan bunga es di lereng Gunung Semeru terjadi dalam waktu cukup singkat. Dimana, bunga es yang mengkristal hingga menutupi vegetasi tanaman sejauh mata melihat ini, hanya berlangsung selama 3 jam saja.
Hal itu diungkapkan DR Ir Ayu Dewi Utari, Msi Kepala Balai Besar TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) ketika dikonfirmasi Sentral FM, Rabu (24/9/2014). Dikatakannya, keindahan yang mengubah lereng gunung dengan ketinggian 3.676 meter diatas permukaan laut (mdpl) ini bak padang es ini terjadi mulai pukul 04.00 dan berakhir 07.00.
“Fenomena frozen dengan hamparan bunga es ini memang rutin terjadi Agustus hingga September. Pada bulan-bulan ini, suhu di Semeru memang turun sampai beberapa minus derajat celcius. Bahkan, hari ini sesuai informasi mencapai minus 10 derajat celcius,” katanya.
Di saat suhu turun secara ekstrem inilah, muncul bunga es yang mengristal dan menutupi vegetasi tanaman. Bunga es tersebut mulai bermunculan karena adanya kristalisasi embun yang turun hingga menjadi bunga es. “Itu terjadi di waktu dengan suhu terendah di jam-jam tertentu. Ya pukul 04.00 sampai 07.00,” paparnya.
Di saat suhu berangsur naik, masih katanya, kristalisasi embun yang berubah menjaid bunga es ini akan kembali menguap. “Frozen di Semeru memang tidak bertahan lama. Paling lama 2 jam sampai 3 jam saja. Pada pukul 07.00 smapai pukul 08.00, suhu naik dan bunga es kembali mencair. Keesokan harinya kembali terjadi fenomena yang sama hingga berakhir sekitr awal Oktober,” bebernya.
Meski berlangsung singkat, namun fenomena ini menurut Ayu Dewi Utari sangat indah dilihat. Bahkan, bisa menjadi salah-satu daya tarik wisata tersendiri di Gunung Semeru. Jadi, kalau selama ini Gunung Semeru hanya identik dengan wisata pendakian saja, fenomena frozen ini menjadi salah-satu daya tarik lainnya.
“Intinya, saya sepakat dengan yang disampaikan, bahwa point of intrent dari fenomena frozen ini adalah, nggak usah jauh-jauh melihat hamparan es ke Eropa, cukup datang saja ke Gunung Semeru pada Bulan Agustus hingga September,” ungkapnya.
Bahkan, lanjut Ayu Dewi Utari, pihaknya akan mengagas fenomena ini untuk menarik minat wisatawan datang berkunjung ke Semeru. Sebab, hamparan es yang menutupi lereng Gunung Semeru, baik di titik Ranu Pane, Ranu Regulo dan Ranu Kumbolo, panoramanya sangat indah.
“Meskipun frozen setiap hari berlangsung singkat hanya sekitar 3 jam saja, namun dengan panorama seeksotik itu wisatawan pasti akan tertarik untuk melihat langsung. Karena, keindahan view-nya akan menjadi kesan tersendiri bagi mereka untuk menyaksikannya secara langsung,” demikian pungkas Ayu Dewi Utari.
Sementara itu, Drs Eddy Hozainy Kabag Humas Pemkab Lumajang dalam kesempatan terpisah menyampaikan, untuk bisa melihat langsung keindahan panorama eksotik dari obyek wisata, semakin sulit dicapai maka akan semakin memunculkan minat dan greget bagi wisatawan.
“Kalau fenomna frozen ini hanya singkat dari dinihari sampai pagi hari, itu yang akan membuat destinasi ini menjadi semakin menarik dan mengundang minat wisatawan datang berkunjung,” katanya.
Contohnya, untuk menyaksikan sunset dan sunrise di Puncak B-29 yang seolah membawa wisatawan berada di negeri atas awan, ada yang berangkat dinihari. Dengan tujuan bisa tiba di sana saat matahari terbit. Atau sebelum matahari terbenam untuk melihat sunrise.
“Inilah daya tariknya, sehingga wisatawan semain tertarik untuk datang. Hal yang sama, saya kira akan berlaku untuk daya tarik fenomena frozen di Semeru ini. Karena semakin sulit menempuh medan dan ada tantangan, hal itu yang akan menjadi nilai plusnya,” terang Eddy Hozainy. (her/ipg)
Teks Foto :
– Fenomena Frozen dengan hamparan bunga es pada tanaman di Ranu Regulo lereng Gunung Semeru.
Foto : Sentral FM
NOW ON AIR SSFM 100
