Suhu di sepanjang lereng Gunung Semeru hari-hari ini membeku serasa es. Karena suhu di kawasan gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini, mencapai minus 8 derajat celcius. Saking dinginnya, sampai-sampai terjadi fenomena yang sangat menarik di kawasan yang masuk pemangkuan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ini.
Adalah frozen atau bunga es, yang banyak menempel di vegetasi tumbuhan atau tanaman yang ada di sepanjang lereng gunung tertinggi di Pulau Jawa ini. Tidak hanya di Ranu Pane dan Ranu Kumbolo saja. Namun, fenomena bunga es ini juga terhampar luas di Ranu Regulo. Bahkan, di tempat ini bunga es seolah menyulap dataran dengan vegetasi perdu dan bunga edelweis menjadi hamparan es yang luas.
Andi Iskandar, pegiat JICA (Japan International Cooperation Agency) yang konsern dengan budidaya bunga edelweiss di kawasan Ranu Regulo kepada Sentral FM, Selasa (23/9/2014), mengatakan bahwa fenomena frozen ini terjadi mulai bulan Agustus lalu. Dimana, suhu berangsur terus turun hingga titik dibawah beku hingga minus nol derajat celcius.
“Bahkan terus turun hingga saat ini mencapai minus 8 derajat celcius. Dengan suhu sedingin ini, muncul bunga es dimana-mana. Menempel di ranting pepohonan dengan bentuk kristal hingga di daun-daunan seluruh vegetasi tanaman yang ada. Yang terjadi adalah fenomena seolah hamparan vegetasi tanaman berubah menjadi hamparan es,” kata Andi Iskandar yang akrab disapa Andi Gondrong ini.
Pria asal Pakisaji, Malang yang hampir 3 tahun bermukim di Pondok Peneliti di kawasan Ranu Regulo ini menyampaikan, fenomna frozen yang terjadi, diantara satu titik dengan titik lain berbeda.-beda. Hal ini disebabkan tingkat suhu yang berbeda pula. “Antara di Ranu Regulo dan Ranu Pane kebanyakan sama. Namun naik ke puncak di Ranu Kumbolo berbeda. Terkadang, fenomena frozen ini lebih ekstrem terjadi di Ranu Regulo dan Ranu Pane. Kalau di Ranu Kumbolo malah tidak seberapa. Entah kenapa hal ini terjadi, namun itulah fenomenanya,” paparnya.
Fenomena frozen yang mengubah lereng Gunung Semeru menjadi hamparan es ini akan terus terjadi sampai awal Oktober mendatang. “Atau mungkin berubah menjadi lebih panjang lagi, saya tidak tahu. KArena itu fenomena alam yang berkaitan dengan cuaca. Hanya saja, biasanya sampai akhri September atau awal Oktober,” bebernya.
Keindahan frozen ini, lanjutnya, bisa terpantau sejauh memandang hanya hamparan putih seolah kristal saja yang terlihat dimana-mana. Hal itu terjadi karena turunnya embun yang kemudian membeku karena dinginnya suhu.
Sehingga, dedaunan dan vegetasi yang terhampar luas, terlihat tertutup es. Bahkan, bunga es yang mengkristal ini ketika dipegang akan terasa halus hingga mendekati rupa salju. Hal inilah yang menjadi semakin menarik melihat fenomena ini terjadi di hamparan yang sangat luas.
“Point of interest dari fenomena ini adalah, buat apa jauh-jauh melihat es di eropa. Kalau di lereng Gunung Semeru sudah bisa melihat hamparan es. fenomena frozen ini sebenarnya juga bisa menjadi saya tarik tersendiri bagi wisatawan. Akan tetapi, tergantung pihak terkait seperti TNBTS dan lembaga pariwisata yang bisa mempromosikannya lebih jauh guna mengundang wisatawan di saat frozen untuk melihat fenomena ini,” demikian pungkas Andi Gondrong. (her/ipg)
Teks Foto :
1. Bunga es yang bermunculan di kawasan Ranu Regulo.
2. Pegiat JICA Andi Iskandar.
Foto : Sentral FM