Senin, 29 Desember 2025

Akhir Pekan Rawan Aksi Kekerasan Remaja di Lumajang

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

AKBP Aries Syahbudin Kapolres Lumajang mengungkap data, bahwa malam minggu atau akhir pekan paling rawan terjadinya aksi kekerasan antara remaja di wilayah hukumnya. Pemicunya adalah masalah narkoba, miras dan perilaku membawa sajam.

Untuk peredaran okerbaya atau yang akrab disebut pil koplo ini, selama dua bulan terakhir menjadi fokus pemantauannya.” Di Lumajang ini bukan peredaran sabu yang malah membahayakan dan memicu kekerasan. Malah pil koplo yang dikonsumsi kalangan remaja ini yang dampaknya membuat mereka berani, lalu melakukan tindakan kekerasan,” paparnya.

Selain itu, lanjut dia, miras menjadi pemicu utama lain terjadinya kekerasan antar remaja yang tidak boleh dipandang enteng. Karena, miras pula yang dalam beberapa insiden menjadi pemicu utamanya. Karena, pelakunya mabuk berat seusai pesta miras jadi tidak bisa mengontrol kesadarannya hingga terjadilah insiden kekerasan.

“Bahkan, dalam insiden terakhir yang terjadi di kawasan kota Lumajang menyebabkan korbannya meninggal dunia. Guna mengeliminir pengaruh miras bagi remaja ini, saya telah memerintahkan anggota untuk memantau ketat peredaran miras,” tuturnya.

Yang terakhir, Kapolres Lumajang juga mengingatkan, bahwa kebiasaan remaja dan masyarakat yang kemana-mana membawa sajam, juga mempengaruhi terjadinya aksi kekerasan.” Masalah sajam ini, juga menjadi yang utama untuk dieliminir,” tukasnya.

Tentang kebiasaan masyarakat membawa sajam, Kapolres Lumajang juga dihadapkan dengan fakta munculnya masukan dan komplain dari masyarakat ketika melakukan pertemuan bersama mereka atas kebiasannya itu.

“Kalau saya bertemu masyarakat, pasti ada yang menanyakan tentang masalah sajam. Mereka menyampaikan, ada beberapa warganya yang ditangkap karena kedapatan membawa sajam,” ujarnya.

Perwira Menengah (Pamen) Kapolisian ini pun menyampaikan, jika membawa sajam sembarangan dilarang sesuai Undang-Undang Darurat. Akan tetapi, penanganan perkaranya juga tidak serta merta begitu saja.” Seperti misalnya, masyarakat yang mau ke kebun atau ke sawah, tentu akan kita pertimbangkan. Lain lagi, jika misalnya orang Probolinggo ketangkap di Lumajang membawa sajam, tentu hal itu ada motifnya,” bebernya.

Kalau ketiga pemicu aksi kekerasan ini sudah berkurang, Kapolres Lumajang optimis kemungkinan terjadinya insiden bisa diantisipasi atau dicegah. Ke depan, ia telah menginstruksikan jajarannya untuk melakukan razia intensif di lokasi-lokasi atau titik rawan aksi kekerasan ini. Terutama, saat malam minggu atau akhir pekan yang banyak diwarnai aksi nongkrong kalangan remaja di kawasan Kota Lumajang.

“Lokasi nongkrong remaja saat malam minggu, akan kami tertibkan. Termasuk tempat nongkrong kelompok motor juga. Kami akan periksa, apakah mereka membawa atau mengkonsumsi narkoba, miras dan membawa sajam. Kalau kedapatan, tentu kami akan mengambil tindakan tegas,” tegasnya.

Apalagi, lanjut AKBP Aries Syahbudin, kelompok atau geng motor itu menggunakan kendaraan yang non standar. Jika itu dilakukan, maka dalam penertiban itu akan dilakukan penindakan disertai penyitaan motor.” Kalau mau diambil, harus dikembalikan sesuai spesifikasinyamenjadi standar. Selain itu juga harus didampingi orangtua saat mengambil motor. Ini sebagai efek jera,” pungkas dia. (her/dwi)

Teks Foto :
– AKBP Aries Syahbudin Kapolres Lumajang.

Foto : Sentral FM.

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Senin, 29 Desember 2025
30o
Kurs