Jumat, 5 September 2025

Aktivis Lumajang Demo, Tumpahkan Pasir di Depan Kapolres dan Bupati

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Berbagai elemen aktivis lingkungan, mahasiswa dan LSM yang tergabung dalam ADIL (Aliansi Damai untuk Lumajang), Selasa (29/9/2015), menggelar aksi demo besar-besaran menyikapi terjadinya kasus pengeroyokan sadis yang menimpa dua warga penolak tambang di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian.

Aksi demo keprihatinan ini digelar dalam bentuk konvoi dengan membawa berbagai spanduk dan baliho dari perempatan Tugu Adipura Lumajang menuju ke dua sasaran. Yaitu, Mapolres Lumajang untuk menemui AKBP Fadly Munzir Ismail Kapolres dan Drs H As`at Malik, Mag Bupati Lumajang.

Dari pantauan Sentral FM, di perempatan Tugu Adipura, puluhan aktivis ADIL menggelar orasi seraya menyebar pernyataan sikapnya terkait kasus kekerasan yang dipicu penolakan tehadap aktivitas penambangan illegal di pesisir pantai selatan tersebut. Aksi demo ini, sejak titik awal sudah mendapatkan pengamanan ketat aparat Polres Lumajang.

Tak lama kemudian, para aktivis berkonvoi menuju Mapolres Lumajang dengan menyanyikan lagu patriotik. Di depan Mapolres Jl. Alun-Alun Utara, telah menunggu AKBP Fadly Munzir Ismail Kapolres bersama para perwira kepolisian lainnya. Dan, para aktivis kembali menggelar orasi, bahkan aksi teatrikal yang menggambarkan kekejian kelompok pro tambang saat melakukan pengeroyokan sadis terhadap korban Salim alias Kancil yang tewas dan Tosan yang saat ini kondisinya masih kritis.

Seusai menggelar aksi teatrikal, disusul pembacaan puisi yang menghujat aksi kekerasan biadab tersebut oleh seorang aktivis. Di sela-sela pembacaan puisi, seorang aktivis lainnya mengangkat sak kecil berisi pasir dari pesisir pantai yang kemudian ditumpahkan di depan Kapolres Lumajang.

Berikutnya, para aktivis pun berkenalan dengan Kapolres dan menyampaikan tuntutannya. Diantaranya, aksi kekerasan terhadap korban Salim alias Kancil dan Tosan yang disebut sebagai pahlawan lingkungan, dipertontonkan di depan publik. Hal ini yang telah menyebabkan kemarahan publik di seluruh Indonesia.

“Kami mendesak kepolisian untuk mengusut tuntas pembunuhan tersebut, dengan menangkap operator lapangan dan aktor intelektualnya,” tegas Mansyur Hidayat, juru bicara massa aktivis ADIL.

Tuntutan massa langsung direspon oleh AKBP Fadly Munzir Ismail dengan menyatakan, bahwa kasus pengeroyokan warga penolak tambang akan diusut tuntas. Bahkan, ia meminta masyarakat memonitor seluas-luasnya. Ia mempersilahkan masyarakat mauu aktivis untuk mengikuti proses hukum dengan tertib dan damai.

“Ciptakan situasi yang baik, aman, tentram untuk masyarakat Lumajang. Saya sendiri sebagai simbol Negara di tengah-tengah masyarakat, berjanji akan menangani seluruh kasus yang ada, pelanggar aturan secara tegas tanpa pandang bulu,” katanya.

Kapolres menceritakan jika dirinya menjabat di Lumajang belum dua hari, sudah ada kasus ini. Namun dalam tempo kurang dari 12 jam, kasus ini sudah terungkap dan para tersangka sudah ditetapkan. “Tersangka akan terus bertambah . Untuk aktor intelektualnya, sedang kita dalami. Saya mohon do’a restunya,” jelas AKBP Fadly Munzir Ismail.

Selanjutnya, massa aktivis ADIL kembali berkonvoi ke Kantor Pemkab Lumajang yang berjarak tidak kurang dari 25 meter. Di sana, massa kembali berorasi dengan menyampaikan tuntutannya. Diantaranya meminta Bupati untuk menegakkan aturan hukum, terutama masalah engelolaan penambangan pasir sesuai aturan perundangan yang berlaku.

“Bupati juga harus melakukan transparansi terkait perusahaan tambang yang legal dan illegal. Sebab PAD Lumajang setahun hanya Rp. 4 Milyar saja. Angka ini jauh dari kenyataan di lapangan, dimana pendapatan pasir di satu Desa saja bisa mencapai Rp. 3,5 Milyar perbulan. Kecilnya penerimaan resmi pemerintah ini, tidak sebanding dengan kerusakan berbagai macam fasilitas publik. Seperti jalan, jembatan, kemacetan lalu-lintas, kecelakaan sampai rusaknya ekosistem lingkungan,” terang Mansur Hidayat.

Aktivis ADIL juga meminta para pihak di masyarakat untuk menahan diri dan sekaligus mempercayakan kasus ini kepada aparat penegak hukum. Para tokoh masyarakat dan tokoh agama juga diharapkan memberikan arahan yang meneduhkan sehingga dapat meredakan ketegangan dan mencairkan suasana. “Kami juga menyerukan kepada masyarakat Lumajang untuk terus menggalang solidaritas dan kepedulian terhadap keluarga korban,” urainya.

Setelah itu, As’at Malik Bupati yang telah hadir di tengah-tengah aktivis ADIL, kemudian dipertontonkan aksi teatrikal kekerasan pengeroyokan warga penolak tambang. Aktivis juga menumpahkan pasir dari pesisir selatan di hadapan Bupati. Bahkan, aktivis juga mengikatkan pita hitam di lengan Bupati sebagai tanda ikut berduka.

Kepada massa aktivis, Bupati Lumajang menegaskan, dirinya mengutuk keras perlakuan yang telah menimpa Salim alias Kancil dan Tosan. “Itu tindakan biadab, kita semua terkejut. Saya mengutuk tindakan seperti itu. Dan saya sudah beberapa hari ini bersama Forkopimda telah merapatkan barisan dan mendukung kepolisian utnuk me ngusut dengan tuntas kasus ini,” katanya.

Bupati meminta semuanya menahan diri, karena tidak ada yang setuju dengan perlakukan yang mempertontonkan kekerasan dan ketidakadilan seperti ini.

“Saya sampaikan kepada masyarakat, kemarin saya berkunjung ke rumah korban. Saya merasa berdosa, karena saya tidak ada di sana untuk mengantar jenasahnya,” tuturnya terisak di hadapan para aktivis. (her/rst)

Teks Foto :
– Aksi demo Aliansi Damai untuk Lumajang (ADIL) untuk mendesak proses hukum tanpa pandang bulu terhadap kasus pengeroyokan warga penolak tambang dengan menemui Kapolres AKBP Munzir Ismail dan Bupati Drs H As’at Malik, Mag.

Foto : Sentral FM.

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Jumat, 5 September 2025
26o
Kurs