Selasa, 23 Desember 2025

Aktivitas Bromo Meningkat, Aktivis Pro Fauna Pantau Migrasi Satwa Endemis TNBTS

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Upaya tanggap dini atas peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Bromo juga diarahkan pada penyelamatan hewan peliharaan di wilayah terdampak saja. Namun, satwa liar endemis wilayah hutan di bawah pemangkuan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)

Pemantauan ini hingga, Rabu (16/12/2015), dilakukan Pro Fauna Indonesia. “Saat ini dua tim Pro Fauna Indonesia melakukan pemantauan keberadaan satwa liar di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Satu tim di wilayah Lumajang dan tim lainnya di wilayah Malang,” kata Rosek Nursahid Ketua Pro Fauna Indonesia kepada Sentral FM.

Pemantauan ini dilakukan, karena ketika terjadi erupsi gunung berapi yang terkena dampak tidak hanya manusia saja. Namun juga satwa liar endemis di kawasan hutan setempat. Dan hal itu harus diantisipasi, karena jika tidak tertangani dengan baik maka bisa menimbulkankonflik antara masyarakat dengan satwa liar.

“Sebab dalam beberapa kasus di tempat lain juga terjadi. Satwa juga menjadi indikator penting terhadap meningkatkan kegiatan vulkanik gunung berapi. Karena sudah terbukti secara ilmiah bahwa satwa memiliki insting alami terhadap erupsi gunung berapi,” paparnya.

Satwa jenis tertentu, seperti macan turun dari gunung, maka perlu diwaspadai. Itu juga kita pantau sehingga bisa menjadi bahan informasi bagi kawan-kawan TNBTS, nantinya. Dan untuk satwa endemis di TNBTS yang terkategori langka, dari data Pro Fauna Indonesia terhadap jenis lutung jawa, macan tutul, macan kumbang, rusa, merak, burung rangkok, monyet ekor poanjang dan berbagai burung berkicau.

Sejauh ini dari pantauan di lapangan, Rosek Nursahid menyatakan, belum ada pengaruh yang signifikan dari peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Bromo terhadap terjadinya migrasi satwa liar di kawasan hutan setempat. Namun Pro Fauna Indonesia terus melakukan antisipasi. Sheingag ada pemetaan, jika terjadi erupsi, maka ada langkah evakuasi satwa dan meminimalkan konflik antara satwa dan manusia.

“Kalaupun harus evakuasi, kita belum tahu satwa apa yang terkena dampak. Metode evakuasi harus melihat satwa yang terkena dampak. Tehniknya juga berbeda, seperti untuk macan, lutung dan lainnya,” terangnya.

Dicontohkannya, untuk satwa jenis lutung, jika terjadi erupsi maka akan mengalami kesulitan pakan. Satwa ini akan terkonsentrasi di tempat-tempat tertentu. Dan itu bisa dipancing dengan memberikan makanan.

“Kita kasih makanan obat bius atau penenang dan kemudian kita evakuasi. Namun sejauh ini kami belum memutuskan, sepetri apa metodenya karena memang belum menemukan dampak,” pungkas Ketua Pro Fauna Indonesia ini. (her/rs)

Teks Foto :
– Rosek Nursahid, Ketua Pro Fauna Indonesia bersama anggotanya melakukan pemantauan migrasi satwa endemis di wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) akibat peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Bromo.

Foto : Sentral FM.

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Selasa, 23 Desember 2025
26o
Kurs