Armada angkutan material tambang yang membawa muatan bahan galian C pasir setiap hari selalu memadati jalur Lumajang hingga ke berbagai daerah di Jawa Timur, terutama menuju Surabaya. Kondisi ini yang kerap menganggu arus lalu lintas dan kenyamanan berkendara.
Untuk itu, Drs H As’at Malik, Mag Bupati Lumajang mengusulkan agar jalur railway dihidupkan lagi untuk mengangkut material sumber daya alam unggulan. Terutama, untuk mengurangi kemacetan dan potensi kerusakan jalan antara Lumajang menuju Surabaya.
“Saya sudah melakukan paparan usulan ini beberapa waktu lalu dengan Kementerian Perhubungan RI. Saya mengusulkan agar jalur railway menggunakan jalur rel Kereta Api (KA) tinggalan Belanda dari Pasirian menuju Klakah untuk dihidupkan,” katanya ketika menerima Tim Penilai Wahana Tata Nugraha (WTN) dari Kementerian Perhubungan RI di Pendopo Kabupaten, Kamis (21/5/2015).
Jika railway ini difungsikan kembali, maka angkutan haisl tambang akan dialihkan menggunakan kereta api sehingga mengurangi beban jalan. Baik kuantitas armada angkutan yang beroperasional di jalanan, juga mencegah kerusakan jalan.” Artinya, usia jalan bisa lebih panjang lagi jika armada truk pasir dengan tonase besar dikurangi,” paparnya.
Sebab, masih kata Bupati As’at Malik, masalah rutin yang dihadapi Kabupaten Lumajang dalam bidang kelalulintasan adalah kerusakan jalan dan jembatan di jalur nasional penghubung Lumajang ke Surabaya karena operasional truk pasir yang tonasenya berlebihan.
“Dampak yang terjadi, jika jalanan rusak maka akan memicu kecelakaan. Saya sampaikan dalam kesempatan ini kepada perwakilan Kementerian Perhubungan, bahwa sudah banyak keluhan yang disampaikan masyarakat karena menjadi korban kecelakaan akibat jalan rusak. Dan jalur itu adalah jalan nasional. Kami berharap hal ini disikapi pemerintah pusat agar solusi baik ini bisa segera didorong utuk diwujudkan,” terangnya.
Untuk mewujudkan railway tersebut, Rochani, Ssos Kepala Dishub Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM menyatakan, bahwa jalur kereta Api peninggalan Belanda di Kabupaten Lumajang bisa dimanfaatkan kembali karena infrastrukturnya masih ada. Akan tetap bagaimana mekanisme untuk mebersihkan kembali jalur yang saat ini telah banyak berubah fungsi menjadi hunian dan lainnya, itu diserahkan kepada pusat.
“Akan tetapi, kami juga telah membuat kajian dalam tahapan penjajakan untuk menghidupkan kembali railway bagi angkutan hasil tambang ini, bahwa material pasir akan diangkut dari wilayah Kecamatan Pasirian sampai ke Stasiun Klakah saja. Di sana akan dibuat stockpile, dan untuk itu sudah dilakukan penjajakan dengan pihak swasta,” tutur Rochani.
Selanjutnya, dari stockpile di Stasiun Klakah, material tambang akan diangkut kembali dengan kereta menuju ke tujuan hingga ke Surabaya atau daerah-daerah lainnya.” Dengan begitu, jalanan relatif tidak akan macet lagi dan usia jalan juga akan lebih panjang,” bebernya.
Dalam kesempatan yang sama, Pandu Yunianto selaku Ketua Tim Penilai WTN dari Direktorat Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI menyatakan, salah-satu masalah dalam bidang transportasi adalah kerusakan jalan.
“Korban meninggal dunia akibat kecelakaan yang rata-rata disebabkan kerusakan jalan mencapai 200 ribu jiwa pertahun. Artinya, setiap jamnya 3 sampai 5 orang meninggal di jalanan,” katanya.
Untuk menangani permasalahan tersebut, masih menurut Pandu, panting dilakukan sinergi dan koordinasi bersama-sama antara pemerintah pusat dan daerah. Di Lumajang yang sejauh ini dinilai sudah bagus penataan transportasinya, rentan di rusak orang-rang dari luar melalui operasional truk pasir dengan tonase berlebihan.
“Orang luar yang banyak memanfaatkan hasilnya, dan menjadi penyebab kerusakan jalan di Lumajang. Untuk itu kita sepakat, kalau kendaraan overloading, harus ditertibkan sebagai sanksi. Baik oleh kepolisian maupun Dishub. Itu langkah awal dan harus diterapkan dengan serius. Sedangkan untuk usulan Bupati menyangkut railway, nanti akan dibicarakan di Kementerian Perhubungan RI,” pungkas dia. (her/dwi)
NOW ON AIR SSFM 100
