Senin, 29 Desember 2025

Debit Ratusan Sumber Mata Air di Lumajang Mengecil

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Ratusan titik sumber mata mata air di Lumajang saat ini terpantau mengalami penurunan debit. Penurunan debit terjadi pada seluruh sumber mata air yang jumlahnya lebih dari 300 titik bervariasi antara 15 persen hingga 30 persen dari sebelumnya.

“Rata-rata sumber mata air ini terdapat di wilayah yang memang terkategori rawan kekeringan di wilayah utara Lumajang. Sesuai laporan, sejauh ini belum ada sumber mata air yang sampai mengering,” kata Ir Imam Surjadi Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Kabupaten Lumajang ketika dikonfirmasi Sentral FM, Minggu (22/3/2015).

Tidak hanya sumber mata air kecil saja yang debitnya menurun karena sumber mata air besar juga mengalami kondisi yang sama. Contohnya seperti sumber mata air di Pemandian Alam Selokambang di Desa Purwosono, Kecamatan Sumbersuko yang juga menurun.

“Padahal, sumber mata air itu menjadi pemasok utama kebutuhan air untuk jaringan PDAM. Tidak hanya Selokambang saja namun debit air di Ranu Bedali misalnya dilaporkan turun sampai satu meter saat musim kemarau lalu,” paparnya.

Guna menjaga kondisi sumber mata air agar tidak sampai benar-benar mengering, Dishut melakukan kegiatan rutin berupa penanaman di sekitar titik yang ada. Penanaman itu dilakukan reguler setiap tahun dengan bibit tanaman penyangga.” Kegiatan ini juga dilakukan memperingati Hari Air Sedunia agar sumber mata air tidak benar-benar mengering,” ungkap dia.

Imam Surjadi juga mengungkapkan, sejauh ini dari pendataan yang dilakukan, dari 300 lebih sumber mata air yang ada sebagian kecil diantaranya merupakan sumber mata air yang sebelumnya mengering lalu hidup kembali. Jumlahnya tidak banyak, hanya 10 titik saja.

“Sumber mata air yang kemarin hidup kembali ada sekitar 10 titik. Ini berada di wilayah barat Lumajang. Ini semua tidak lepas dari kepeduliaan kita semua yang rutin melakukan gerakan penghijauan. Baik masyarakat, Desa, Perhutani maupun pihak swasta melalui sejumlah perusahaan yang ikut serta melakukan proses itu,” ungkapnya.

Untuk kesiapan gerakan penghijauan di awal musim penghujan nanti, Dishut juga telah menyediakan bibit pohon yang jumlahnya lebih dari 1,2 juta batang. Bibit ini telah disemaikan dan tersebar, baik terdapat di Dishut, BPDAS, maupun tempat-tempat lain.” Jenisnya ada trembesi, bambu petung hitam, durian, sengon, mahoni dan lainnya. Jumlah bibit ini sesuai dnegan target kami, bahwa tahun 2014 akan ditanam sebanyak itu,” paparnya.

Khusus untuk menjaga kelestarian sumber mata air besar di Pemandian Alam Selokambang, lanjut Imam Surjadi, pihaknya bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga akan melakukan penanaman dengan bibit penyangga berupa trembesi.

“Secara reguler, penanaman itu akan terus kita lakukan. Namun, kita juga berharap masyarakat di sekitar sumber mata air ikut melakukan gerakan yang sama. Sebab, di sana memang lahan pertanian banyak yang digunakan budidaya tebu. Ini yang juga berpengaruh sehingga perlu diimbangi dengan penghijauan,” pungkas dia. (her/dwi)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Senin, 29 Desember 2025
26o
Kurs