Kamis, 25 Desember 2025

Didekati Kelompok Tertentu, Keluarga Salim Kancil Dipaksa Tanda Tangani Berkas

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Kasus tambang berdarah di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang membuat keluarga Salim alias Kancil banyak didatangi berbagai pihak. Tidak hanya polisi, Tim Advokasi Tolak Tambang Lumajang yang sejak awal mendampinginya maupun awak media untuk wawancana.

Dari pantauan Sentral FM Minggu (4/10/2015), terungkap adanya kelompok-kelompok tertentu dengan kepentingan tersembunyi yang datang kepada keluarga dan mendekati mereka untuk meminta tanda-tangan berkas. Namun berkas yang disodorkan dengan kepentingan yang tidak diketahui.

Kelompok ini datang berjumlah 3 orang yang langsung menemui Tijah, istri Salim alias Kancil. “Mereka minta tanda-tangan dengan cara memaksa. Tijah sendiri tidak tahu isi berkas yang disodorkan kepadanya, karena ia buta huruf. Berkas itu sudah ada draft isinya. Karena dipaksa, Tijah akhirnya memberikan cap jempolnya di berkas tersebut. Sebab Tijah sampai dikejar-kejar ke dapur oleh kelompok orang tersebut,” kata Rohim (39), sepupu Tijah ketika dikonfirmasi Sentral FM.

Setelah mendapatkan tanda-tangan, selanjutnya kelompok orang ini pun pergi meninggalkan rumah almarhum Salim Kancil. Selain kelompok pertama, masih ada kelompok lain yang datang juga dengan menyodorkan berkas yang juga tidak diketahui untuk apa kepentingannya. Namun yang kedua ini Tijah menolak dengan keras

Selanjutnya kejadian ini diceritakan kepada Tim Advokasi Tolak Tambang Lumajang yang mendampingi Tijah dan keluarganya, termasuk keluarga Tosan sejak awal. Alangkah terkejutnya Tim Advokasi mendengar hal itu. Beruntung, pihak keluarga mengabadikan aksi pemaksaan tanda-tangan itu dengan kamera video HP. Sehingga siapa orangnya diketahui.

Aak Abdullah Al Kudus dari Tim Advokasi Tolak Tambang Lumajang mengatakan, bahwa pihaknya kaget dengan kejadian tersebut. Ia bersama aktivis lainnya tidak ingin, Tijah dan keluarganya dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan tertentu yang tidak jelas adanya.

“Sebab, kasus pembunuhan Salim Kancil dan penganiayaan Tosan masih bergulir di penyidikan polisi. Kami tidak ingin keluarga dimanfaatkan untuk kepentingan yang membuat jalannya perkara ini menjadi kacau,” katanya.

Tim Advokasi pun melihat rekaman video HP yang masih disimpan keluarganya. Ternyata identitas orang-orang ini juga dikenali oleh tim. “Kami telah menghubungi kelompok orang tersebut dan secara persuasif meminta agar berkas yang telah ditanda-tangani Tijah untuk diserahkan,” paparnya.

Tim Advokasi memberikan waktu agar berkas itu diserahkan, sebelum nantinya akan mengambil tindakan hukum jika tidak dilakukan. “Kalau tidak diserahkan, maka kami akan melaporkan orang-orang ini ke polisi. Karena tidak menutup kemungkinan, berkas itu dijadikan alat untuk kepentingan dan keuntungan tertentu,” terangnya.

Berikutnya, masih kata Aak Abdullah Al Kudus, Tim Advokasi yang juga menempatkan relawan untuk mendampingi keluarga meminta agar kejadian yang sama tidak terulang. “Kalaupun ada pihak-pihak tertentu ingin meminta tanda-tangan berkas apapun, kami akan turut memeriksa. Untuk apa kegunaan dan tujuannya. Kalau clear, kami akan mendampingi keluarga untuk memberikan tanda-tangan atau cap jempolnya. Karena jangan sampai berkas-berkas itu malah merugikan keluarga Salim Kancil ataupun keluarga Tosan,” pungkas Aak Abdullah Al Kudus. (her/dwi)

Teks Foto :
– Tijah, istri Salim Kancil.
Foto : Sentral FM

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Kamis, 25 Desember 2025
33o
Kurs