Sejak 15 Juli 2015 lalu hingga Selasa (28/7/2015), hujan abu bercampur pasir dari erupsi Gunung Raung masih mengguyur 13 kecamatan di Kabupaten Lumajang.
Di antaranya Kecamatan Yosowilangun, Rowokangkung, Jatiroto, kota Lumajang, Sukodono, Tempeh, Kunir, Sumbersuko, Kedungjajang, Randuagung, Pasirian, Candipuro dan Tempursari.
“Ketebalan abu yang turun mencapai 0,2 milimeter setiap harinya,” kata Purwanto, Sekretaris BPBD Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM.
Purwanto menambahkan, intensitas sebaran abu vulkanik Gunung Raung ini mengguyur paling tinggi, terjadi pada pagi dan siang hari. Para pengendara motor yang tengah melintas di jalanan dan umah warga juga mudah sekali kotor.
BPBD mengimbau, agar warga menggunkan masker agar tidak berdampak buruk bagi kesehatannya, terutama bagi pengendara motor yang tengah berkendara di jalanan.
“Sebab, abu pekat itu bisa menganggu kesehatan, terutama bagi fungsi pernafasan. Sebab abu ini tidak hanya mengguyur dari atas, namun juga dimungkinkan sebarannya dari bawah. Karena abu yang sudah menyapu jalan bisa terbawa angin kembali hingga terhirup masyarakat,” katanya.
BPBD Kabupaten Lumajang telah membagikan masker kepada masyarakat di Kecamatan Randuagung, Kedungjajang dan Jatiroto.
“Kami telah membagikan sebanyak 4 ribu masker kepada masyarakat di Kecamatan tertentu yang dampaknya lebih pekat. Saat ini masih ada stok masker meski cukup minim untuk mengantisipasi jika hujan abu mengguyur semakin pekat,” katanya.
Sejauh ini BPBD telah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk melakukan pemantauan dampak hujan abu bagi kesehatan masyarakat.
“Dinkes melaporkan dampak abu masih belum mengakibatkan meningkatnya penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Namun kami akan tetap melakukan sinergi pemantauan ke depannya,” kata Purwanto.(her/iss/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
