Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang menargetkan produksi beras hasil panen petani mencapai 462 ribu ton per tahun melalui budidaya lahan seluas 323.322 hektar.
Ir Paiman Kepala Distan Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Jumat (10/7/2015), mengatakan target tersebut dapat tercapai jika produktifitas padi yang saat ini masih 5,3 ton perhektar, dipacu hingga 6 ton perhektarnya.
“Untuk mencapai tergat ini, kami terus menambah sarana dan tehnologi pertanian secara bertahap. Kami yakin, target itu bisa dicapai Lumajang sebagai salah-satu daerah yang menjadi lumbung beras Jatim,” katanya.
Paiman juga menyampaikan, saat panen raya beberapa waktu lalu, petani lebih memilih menjual gabah hasil panen ke pasaran dibandingkan menjadi serapan Bulog. Karena, harga gabah di pasaran lebih tinggi dari HPP (Harga Pembelian Petani) yang ditetapkan Bulog sesuai Inpres (Instruksi Presiden).
“Harga gabah di pasaran berkisar antara Rp3.700 sampai Rp4 ribu perkilogram. Sedangkan untuk gabah kering giling (GKG) berkisar Rp4.100 sampai Rp4.900,” katanya.
Dalam Inpres yang ditandatangani Joko Widodo Presiden pada 17 Maret 2015 disebutkan, untuk harga pembelian Gabah Kering Panen (GKP) dalam negeri dengan kadar air maksimum 25 persen dan kadar hampa maksimum 10 persen adalah Rp3.700 perkilogram di petani, atau Rp3.750 perkilogram di penggilingan.
Sementara itu, harga pembelian Gabah Kering Giling (GKG) dengan kualitas kadar air minum 14 persen dan kotoran maksimum 3 persen adalah Rp. 4.600 perkilogram di penggilingan atau Rp. 4.650 perkilogram di gudang Bulog.
Sedangkan untuk harga pembelian beras kualitas kadar air maksimum 14 persen, butir patah maksimum 20 persen, kadar menir maksimum 2 persen dan derajat sosoh minimum 95 persen adalah Rp. 7.300 perkilogram di gudang Perum Bulog.
“Tim Kementan yang dikoordinir Mulyadi Handiawan, Direktur Pembiayaan Pertanian Direktoran Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian, mendapat laporan dari Bulog yang hadir dalam pertemuan itu, bahwa penyerapan setara beras di wilayah Kabupaten Lumajang oleh Bulog Divre Probolinggo hanya mencapai 7 ribu ton saja. Padahal serapan setara beras Bulog Divre Probolinggo membawahi dua wilayah sekaligus, yakni Probolinggo dan Lumajang,” terang Paiman.(her/iss/wak)
NOW ON AIR SSFM 100
