Seorang pendaki bernama Nofrian Samara Palumpun (21), mahasiswa asal Cenning Ampe Blok D-1/4A, RT/RW 001/027, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, mengabarkan jika seorang temannya tersesat saat turun dari titik Kalimati Semeru.
DR Ir Ayu Dewi Utari, Msi Kepala Balai Besar TNBTS ketika dikonfirmasi Sentral FM, Jumat (3/7/2015) mengatakan, jika pendaki yang tersesat dilaporkan bernama Budiawan (21), asal Jl. Raya Jampang Parung RT-01/RW-05, Desa Jampang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor-Jawa Barat.
“Korban dilaporkan tersesat saat turun bersama rombongan dari titik Kalimati. Tersesatnya korban kemudian dilaporkan oleh kedua rekannya yang bernama Nofriani Samara Palumpun dan Tria Oktaviani ke petugas kami di Resort TNBTS Desa Ranu Pane,” katanya.
Setelah mendapatkan laporan tersebut, TNBTS pun membentuk tim pencarian untuk melakukan penyisiran guna melacak keberadaan korban. Tim yang dikerahkan sebanyak 10 personel dan melacak ke titik Kalimati hingga jalur turun kea rah Blok Jurang Blank 75 dan Arcopodo.
“Kami mengirim tim advance untuk observasi lokasi kejadian yang beranggotakan petugas TNBTS, porter dan volunteer. Tim berangkat sejak hari Kamis (2/7/2015) pukul 16.00 WIB dari Pos Resort TNBTS di Desa Ranu Pane. Target target penyisirannya di Kalimati, Blok Blank 75, Arcopodo, dan Sumbermani 2,” papar Ayu Dewi Utari.
Dalam penyisiran itu, tim advance berbekal ciri-ciri korban yang dismapaikan pelapor, yakni Nofriani Samara Palumpun. Yakni Budiawan, korban pendaki yang tersesat berusia sekitar 21 tahun, mahasiswa keturunan cina dengan berat badan 56 kilogram, tinggi 172 centimeter, berambut hitam, lurus, pendek dengan bentuk wajah kotak, tulang pipi menonjol dan berkulit putih.
“Korban dilaporkan memakai baju rangkap 3, pertama kaos lengan panjang warna merah lengan hitam; kedua kemeja warna krem dan ketiga sweater warna abu-abu
Celana rangkap 2, pertama training warna hitam strip biru; dan kedua yang luar celana panjang jins warna biru,” paparnya.
Selain itu, Budiawanjuga dilaporkan memakai baf warna ungu, memakai sepatu lapangan warna abu-abu, membawa tas eiger 35 liter warna hitam, rain cover merk avtech warna hitam putih, memakai sarung tangan 2 buah, membawa headlamp 2 buah.
“Untuk perbekalannya, dilaporkan jika Budiawan membawa logistic setengah bungkus biscuit merk biskuat berukuran 200 gram, jus apel yang tinggal tiga perempat botol berukuran 600 ml, pocari sweat sachet 1 bungkus, tolak angin sachet 1 bungkus,” urainya.
Perbekalan logistik ini, menurut Ayu Dewi Utari sangat minim. Hingga petugas pun diperintahkan melakukan pencarian cepat, karena khawatir jika logistik yang tersisa sedikit itu habis maka akan membahayakan kondisi korban.” Apalagi, kondisi di jalur pendakian puncak Semeru saat ini sangat dingin sehingg arawan memicu terjadinya hipotermia. Saat ini tim advance masih bergerak melakukan penyisiran dan semoga cepat ditemukan,” pugkas dia.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Lumajang juga mendapat informasi hilangnya pendaki bernama Budiawan, mahasiswa asal Bogor di Puncak Gunung Semeru ini.
Hendro Wahyono Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang secara terpisah mengatakan, pihaknya juga mengerahkan 10 personel SAR yang terdiri dari Tim Reaksi Cepat Bencana, Tim SAR Kabupaten dan dari Kodim 0821 Lumajang untuk membantu penyisiran.
“Tim saat ini telah bergabung melakukan pencarian melalui jalur Ranu Pane. Biasanya, untuk penyisiran korban yang tersesat antara Puncak Mahameru dan Titik Kalimati, akan menuju Blank 75. Apakah nanti tim akan dibagi untuk menyisir melalui jalur Tawon Songo, akan dikoordinasikan berikutnya,” pungkas dia. (her/dwi)
Teks Foto :
– Pendakian Gunung Semeru.
– Potret Gunung Semeru.
Foto : Sentral FM
NOW ON AIR SSFM 100
