Senin, 29 Desember 2025

Normalisasi Harga Beras, 30 Ribu Ton Cadangan Beras Digelontorkan

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Pemkab Lumajang memastikan akan secepatnya melakukan upaya menormalisasi harga di pasaran dengan menggelontorkan cadangan beras yang saat ini tersimpan di Bulog.

Ir Khairil Diany Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Rabu (25/2/2015) mengatakan, cadangan beras Lumajang yang tersimpam di Bulog saat ini mencapai 30.573 ton.

“Keseluruhan cadangan beras ini untuk persiapan kebutuhan sampai 8 bulan ke depan dengan jenis beras medium. Dan sebagian diantaranya adalah beras yang akan disalurkan dalam bentuk raskin (beras untuk warga miskin). Nantinya, selain beras jatah raskin akan disalurkan langsung ke pasar dalam bentuk operasi pasar,” katanya.

Ia berharap, dengan digelontorkannya cadangan beras ini, maka pasokan di pasar akan tercukupi. Dengan demikian, harga beras bisa ditekan hingga stabil kembali.” Karena, yang menjadi penyebab harga beras naik, diantaranya adalah faktor pasokan ke pasar,” paparnya.

Selain itu, Khairil Diany juga mengatakan, cadangan beras untuk masyarakat juga tersimpan dalam lumbung-lumbung beras desa yang bisa segera dimanfaatkan. Sedikitnya terdapat 46 lumbung beras yang menyimpan 36 ton padi dan beras.

“Beras simpanan di lumbung Desa ini bisa dibuka untuk dimanfaatkan warga. Penyalurannya menyesuaikan mekanisme yang telah dibuat di masing-masing desa. Karena beras itu hanya bisa dimanfataan oleh masyarakat desa setempat saja,” bebernya.

Sedangkan Ir Paiman Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lumajang menambahkan, produktivitas beras petani di Kabupaten Lumajang sejauh ini dinilai baik dan menjadi penyumbang surplus beras Jatim.

“Produksi beras tahun 2014 mencapai 400 ribu ton lebih. Dan Lumajang mengalami surplus beras sampai 200 ribu ton. Namun, sirkulasi beras ini bertahap setiap panen. Sehingga jika saat ini harga beras naik yang dimungkinkan disebabkan kurangnya stok beras, karena memang belum panen raya,” bebernya.

Sementara itu, Drs Agus Eko Kepala Disperindag Kabupaten Lumajang menyampaikan, naiknya harga beras dipicu berbagai faktor. Diantaranya karena gagal panen karena lahan tergenang banjir di sejumlah titik dan belum memasuki panen raya. Selain itu, karena faktor kenaikan harga yang merata di berbagai daerah.

Selain itu, di Lumajang juga terdapat delapan pabrik beras yang sebagian diantaranya kekurangan pasokan bahan baku. Pabrik beras ini mendapatkan pasokan bahan baku dari berbagai daerah di luar Lumajang. Diantaranya dari Ngawi, Madiun, Tuban, Madiun, Jember dan Banyuwangi.

“Pasokan saat ini terhambat hingga ada yang tidak produksi. Ini juga dimungkinkan disebabkan kurangnya stok. Padahal, hasil produksinya selain dipasok ke pasar Lumajang juga ke luar daerah. Bahkan belum lama ini ada pabrik beras yang mengirimkan 100 ton ke luar daerah,” jelasnya.

Namun, pengiriman beras ke luar daerah ini dipastikan bukan karena permainan cukong beras untuk memanfaatkan kenaikan harga.” Yang jelas di Lumajang tidak ada permainan sirkulasi atau penimbunan beras memanfaatkan kenaikan harga. Ini murni karena kurangnya pasokan saja,” katanya. (her/dwi)

Teks foto :
– Stok beras yang ada di gudang Bulog Pemprov Jatim Jalan Raya Buduran Sidoarjo
Foto : Bruriy Susanto suarasurabaya.net

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Senin, 29 Desember 2025
33o
Kurs