Hilangnya mahasiswa pendaki asal Bogor bernama Budiawan (21), di puncak Gunung Semeru, lagi-lagi dipicu pelanggaran. Pasalnya, pendaki dilaporkan nekat menerobos ke Puncak Mahameru.
Hal itu disampaikan saksi pelapor yang juga teman satu rombongan pendakian korban yang bernama Nofriani Samara Palumpun (21), mahasiswa asal Cenning Ampe Blok D-1/4A, RT/RW 001/027, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.
Dari informasi yang dihimpun Sentral FM, Jumat (3/7/2015), saat melapor ke Pos Resort TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru), Nofriani Samara Palumpun banyak menceritakan ihwal kejadian hilangnya Budiawan dalam pendakian yang dilakukan. Ia menyampaikan, jika korban melakukan pendakian berombongan dengan dirinya dan seorang teman lainnya, Tria Oktaviani (22) ke Semeru.
Mereka tiba di Pos Resort TBTS Desa Ranu Pane, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Senin (29/6/2015) dan langsung melakukan pendakian setelah mendapatkan izin petugas.
Kepada petugas, Nofriani menceritakan jika rombongan pendakian ini dipimpin oleh Budiawan dengan tujuan hingga ke titik Kalimati. Rombongan berangkat dari Ranu Pane dan sampai di Ranu Kumbolo malam hari kemudian istirahat dan bermalam di sana. Selasa (30/6/2015), pukul 09.00 rombongan berangkat menuju titik Kalimati.
“Pada jam 14.00 WIB sampai di Kalimati dan selanjutnya pukul 23.30 WIB, saya dan Budiawan berangkat menuju puncak Mahameru bersama-sama rombongan pendaki lainnya. Sedangkan, Tria Oktaviani menunggu di tenda di Kalimati,” katanya seperti disampaikan DR Ir Ayu Dewi Utari, Msi Kepala Balai Besar TNBTS.
Selanjutnya, Rabu (1/7/2015) pukul 05.30 WIB, Nofriani dan Budiawan sampai juga di puncak Mahameru.” Tapi saat itu Budiawan memilih turun duluan, karena merasa kedinginan. Budiawan berangkat turun sekitar pukul 06.00 WIB dan saya baru menyusul pukul 06.30 WIB. Tapi, saat saya tiba di tenda kami di titik Kalimati pada pukul 08.00, Budiawan belum sampai. Yang ada hanya Tria Oktaviani saja,” paparnya.
Selanjutnya, Nofirani bersama Tria Oktaviani bertanya kepada para pendaki lainnya, apakah bertemu dengan Budiawan ataukah tidak. Namun, para pendaki lain yang menyusul turun tak lama kemudian, tidak ada yang berpapasan atau bertemu dengan Budiawan.
Dengan kondisi itu, Nofriani akhirnya berinisiatif mencari korban di titik Arcopodo. Namun upaya tersebut tak membuahkan hasil, karena tidak ada tanda-tanda keberadaan Budiawan. Sehingga, ia pun turun lagi ke tenda di titik Kalimati.” Pukul 14.00 WIB, saya naik lagi ke Arcopodo untuk mencari Budiawan, tapi kembali tidak menemukan tanda-tanda keberadaannya. Sampai akhirnya, saya bersama Tria Oktaviani memutuskan untuk bermalam lagi di Kalimati sambil menunggu Budiawan,” ungkapnya.
Namun, hingga Kamis (2/7/2015) pukul 08.00, Budiawan tidak kunjung kembali ke tenda hingga Nofriani bersama Tria Oktaviani segera turun menuju Pos Resort TNBTS di Desa Ranu Pane untuk melaporkan kejadiannya kepada petugas. (her/dwi)
Teks Foto :
– Pos Resort TNBTS Desa Ranu Pane, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang sebagai ceck point pendakian Gunung Semeru.
Foto : Sentral FM
NOW ON AIR SSFM 100
