Jumat, 26 Desember 2025

Ratusan Pendaki Mulai Padati Jalur Pendakian Semeru

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Sejak jalur pendakian Gunung Semeru resmi dibuka kembali oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TBTS) jumlah pendaki yang tertahan di Pos Cek Poin Pendakian di Desa Ranu Pane jumlahnya terus bertambah.

“Sampai pagi tadi, 300 lebih pendaki yang telah berkumpul di Pos Cek Poin Resrot TNBTS di Desa Ranu Pane kami izinkan untuk melakukan pendakian setelah melakukan registrasi,” kata DR Ir Ayu Dewi Utari, Msi Kepala Balai Besar TNBTS kepada Sentral FM, Jumat (14/8/2015).

Dalam proses registrasi yang dilakukan petugas Resort TNBTS, seluruh pendaki kembali ditekankan untuk mematuhi peraturan pendakian. Terutama batas pendakian sampai titik Kalimati saja.

“Hal ini dituangkan dalam surat pernyataan yang dibuat dan ditanda-tangani pendaki sendiri. Jika dilanggar, maka untuk kesekian kalinya kami ingatkan, resikonya ditanggung sendiri,” paparnya.

Untuk kuota pendakian, hari ini Balai Besar TNBTS masih membatasi 500 orang saja yang dizinkan naik. Namun mulai Sabtu (15/8/2015) hingga Selasa (18/8/2015), kuota pendakian akan ditambah menjadi 1.000 pendaki perharinya.” Kuota kami tambah menjadi 1.000 pendaki hanya 4 hari saja,” pungkas Ayu Dewi Utari.

Dengan dibukanya kembali jalur pendakian Semeru, ditambahkan Ahmad Susdjoto Kepala Bidang Pengelolaan wilayah II TNBTS di Kabupaten Lumajang, hal itu berarti rencana pelaksanaan upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-70 tetap digelar di 3 titik berbeda. Diantaranya di Kalimati, Ranu Kumbolo dan Ranu Pane.

“Pendaki kami larang untuk menggelar upacara 17 Agustusan di Puncak Mahameru. Kami sangat mengimbau agar pendaki mematuhinya, karena sebelumnya sudah ada kecelakaan yang menyebabkan pendaki asal Sukabumi bernama Dania Agustina Rahman meninggal dunia. Ini yang wajib diperhatikan pendaki, agar mematuhi rekomendasi batas pendakian yang kami tetapkan,” urai Ahmad Susdjoto.

Sementara itu, dibukanya jalur pendakian Gunung Semeru menjadikan rute petualangan ke Gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut kembali padat. Kondisi ini yang membuat jalur pendakian di gunung dengan ketinggian 3.676 meter diatas permukaan laut (mdpl) tersebut dinilai kalangan pendaki tidak mengasyikkan lagi.

“Jalur pendakian terlalu padat, sehingga ramai seperti layaknya pasar saja. Bagi kami pendaki, yang sangat diharapkan adalah kesunyian sehingga alam terlihat natural. Kalau ramai seperti ini, mendaki Semeru layaknya berkeliling pasar saja. Sehingga kurang asyik lagi,” demikian ungkap Yuswanto, pendaki asal Lumajang.

Bahkan, Yuswanto juga menyampaikan, di momen-momen tertentu ada pedagang makanan dan buah segar yang berjualan di sepanjang jalur pendakian.” Saya sendiri juga aneh melihat ada pedagang nasi bungkus di Ranu Kumbolo. Bahkan, pernah sampai di titik Kalimati. Harganya perbungkusnya Rp15 ribu,” terangnya.

Dalam kondisi seperti itu, Yuswanto menyatakan, jika pendakian Semeru akan lebih menantang jika dilakukan di luar momen-momen khusus. Pasalnya, semakin sepi pendaki naik, maka pendakian akan semakin mengesankan.

“Kalau sepi, seolah kita leluasa di Ranu Kumbolo atau di Kalimati. Kalau padat seperti in, ada puluhan, bahkan ratusan tenda di seputaran Ranu Kumbolo. Jadinya ya seperti perkampungan saja,” ujar Yuswanto. (her/dwi)

Teks Foto :
– Gunung Semeru.
Foto : Sentral FM

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Jumat, 26 Desember 2025
27o
Kurs