Bencana kekeringan di wilayah Kabupaten Lumajang sejauh ini telah merata di enam wilayah Kecamatan.
Sebagai langkah antisipasi, secara rutin BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) mendistribusikan suplai air bersih melalui 3 armada truk tangki yang dimiliki. Setiap harinya suplai air bersih dibatasi hanya 8 rit (pengiriman, red) untuk setiap armada.
Purwanto Sekretaris BPBD Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Kamis (30/7/2015), mengatakan bahwa kemampuan pendistribusian air bersih untuk setiap tangkinya sebanyak 6 ribu liter saja.
“Jika dikalikan 8 rit untuk setiap armada truk tangki, bisa dihitung jumlahnya. Meski terlihat banyak, namun melihat banyaknya Desa yang tersebar di 6 wilayah Kecamatan yang harus ditangani, kapasitas suplai ini tidak memadai,” katanya.
BPBD pun membatasi jatah masing-masing warga yang mengambil kebutuhan air bersih ketika truk tangki mendistribusikan. Meski pembatasannya tidak diberlakukan secara ketat, hanya diperuntukkan bagi kebutuhan minum dan memasak saja.
“Karena jatah air bersih yang didistribusikan, memang peruntukkannya hanya bagi keperluan memasak dan minum saja. Tidak untuk mencuci pakaian, mandi, apalagi untuk kebutuhan air minum ternak,” paparnya.
Purwanto menambahkan, hal ini mengacu banyaknya warga yang mengambil jatah air yang didistribusikan truk tangki BPBD secara berlebihan.” Bahkan pernah ada warga yang membawa puluhan jeriken untuk mengambil air bersih suplai BPBD di wilayah Ranuyoso. Jumlahnya sampai 180 liter sekaligus,” terangnya.
Ketika ditanyakan, ternyata warga tersebut mengambil air banyak-banyak karena tidak hanya untuk keperluan memasak dan minum saja. Warga tersebut juga mengambil air untuk kebutuhan lainnya.” Alasannya, ternak sapinya juga butuh air minum. Sebab kalau tidak diberi minum, ternaknya bisa mati,” ungkapnya.
Menyikapi kondisi tersebut, BPBD Kabupaten Lumajang pun meminta warga untuk mempergunakan air dari sumber lainnya untuk kebutuhan-kebutuhan tersebut. Karena, air suplai BPBD yang sangat terbatas, juga harus dibagi dengan kebutuhan primer berupa minum dan memasak untuk warga lainnya.
“Kami menyarankan kalau untuk kebutuhan air minum ternak, mencuci dan mandi, warga bisa mempergunakan air dari sumber lainnya. Sedangkan, air suplai dari truk tangki BPBD yang terbatas ini, harus diutamakan untuk minum dan memasak. Sehingga pendistribusiannya bisa merata,” urainya.
Meski diakuinya, untuk mengambil air dari sumber yang ada, warga harus menempuh jarak yang jauh dari rumah. Sebagai contoh untuk wilayah Kecamatan Ranuyoso saja, sumber mata air yang bisa dimanfaatkan, jaraknya bisa mencapai lebih dari 3 kilometer dari pemukiman warga.
Jarak sejauh itu juga ditempuh warga dengan berjalan kaki, karena lokasi sumber mata air melalui jalan setapak dengan medan yang naik-turun. Kalau ditempuh dengan menggunakan motor juga bisa, namun pengendaranya juga harus tangkas dengan medan seperti itu.
“Nah, sumber mata air seperti inilah yang bisa dimanfaatkan warga untuk mandi, mencuci atau kebutuhan lainnya seperti air minum untuk ternaknya. Kita berharap warga di wilayah kekeringan bisa memahami pembatasan ini,” demikian pungkas Purwanto. (her/dwi)
NOW ON AIR SSFM 100
